unescoworldheritagesites.com

Tim Pengabdian Masyarakat FTUI Giat Penyuluhan Terkait Pemanfaatan Minyak Jelantah - News

Tim pengabdian masyarakat FTUI melakukan giat penyuluhan dan penyampaian terkait pemanfaatan minyak jelanta. (FOTO: FTUI)

: Minyak bekas pakai atau sering disebut dengan minyak jelantah merupakan salah satu limbah rumah tangga.

Selama ini, masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga sering menggunakannya sampai dirasa sudah tidak bisa digunakan lagi atau berwarna hitam dan jika sudah menghitam minyak tersebut akan dibuang dengan asal seperti ke tanah di pekarangan ataupun ke saluran pembuangan air.

Melihat permasalahan ini, tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Departemen Teknik Industri UI dibawah Prof Dr Rahmat Nurcahyo, M.Eng. Sc. melakukan penyuluhan dan penyampaian informasi kepada masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan dari limbah minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan.

Selain itu, diberikan juga solusi penanganan limbah minyak jelantah agar menjadi bernilai ekonomis. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di lingkungan RT 04 RW 08 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok, pada Sabtu (26/8/2023) lalu.

Baca Juga: Novita Gemalasari, Doktor ke 44 FKUI di Tahun 2023 Berumur 30 Tahun, lulus Summa Cum Laude

Adapun peserta merupakan ibu-ibu PKK di lingkungan RT setempat. Sedangkan tim Pengmas sendiri beranggotakan Mahasiswa Doktor yaitu Arief Nurdini, M. Habiburrahman, dan Ellia Kristiningrum.

"Kami memilih area lingkungan RT 04 di Kelurahan Sukatani ini karena mendapatkan informasi bahwa di daerah ini masih banyak yang belum mengetahui dampak negatif dari pemakaian ulang minyak jelantah bagi kesehatan maupun membuang sembarangan minyak jelantah ke lingkungan," kata Prof Rahmat dalam keterangan pers yang diterima , Senin (7/9/2023).

Hal ini menjadi fokus tim pengabdian masyarakat dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi dalam menangani permasalahan tersebut.

Baca Juga: Diketahui Barisan Aritmatika Suku Ke-4 = 17 Dan Suku Ke-9 = 37. Suku Ke-41 Adalah...

"Pemakaian ulang minyak jelantah untuk proses penggorengan akan menimbulkan penyakit seperti kolesterol, penyakit jantung, dan stroke. Selain itu, membuang ke lingkungan juga bukan merupakan hal yang baik karena jika membuang ke saluran air, maka kemungkinan saluran air akan tersumbat karena sifat minyak yang membeku pada suhu yang rendah," ujar Arief Nurdini.

"Salah satu solusi dari penanggulangan limbah minyak jelantah adalah menjadikan minyak tersebut bernilai guna atau menghasilkan kembali uang," tambahnya.

Lanjutnya , di Pemkot Depok sendiri terutama di Cimanggis sebenarnya sudah ada bank sampah yang bersedia mengumpulkan minyak jelantah yang diberinama jelantik atau jelantah cantik.

Namun, program tersebut belum sepenuhnya tersosialisasi dengan baik. Sehingga masih banyak warga Cimanggis yang belum mengetahui informasi tersebut.

Baca Juga: Pileg 2024, Priyanti Susilawati: Bersainglah yang Sehat dan Beretika

Selain pengumpulan pada bank sampah, minyak jelantah dapat dijual kembali ke pengumpul dengan harga 5 sampai 7 ribu per liternya. Namun untuk pengumpulan ini biasanya pengumpul hanya mau jika minyak sudah terkumpul banyak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat