: Jonatan Christie mengakui kesulitan membendung permainan taktis dan tajam Viktor Axelsen di final Japan Open di Tokyo, Minggu (30/7).
Terbukti, hingga interval gim pertama, Axelsen unggul 11-0. Ia akhirnya menyerah 7-21 di game pertama dan 18-21 di gim kedua pada turnamen level BWF World Tour Super 750 di Yoyogi 1st Gymnasium, Tokyo.
"Tidak mudah bertanding dengan dia, harus siap capek dan lebih sabar," kata Jojo, sapaannya, kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Di gim pertama, lanjutnya, strategi yang ia terapkan kurang berjalan dengan baik. Begitu pun pengembalian bola Jojo, justru memudahkan pebulutangkis jangkung asal Denmark itu meraup poin demi poin.
"Alhasil, saya tidak bisa keluar dari tekanan," tuturnya.
"Di gim kedua saya berusaha lebih agresif, dari permainan depannya juga jarang membuat Viktor mendapat serangan yang enak. Tapi kembali lagi, ada catatan-catatan yang masih harus diperbaiki," Jojo, menjelaskan.
Meski begitu, Jojo mengaku bersyukur bisa lolos ke final dan jadi runner-up.
Baca Juga: Sejumlah Elemen Lintas Sektoral Deklarasi Jaringan Anies Mania JAMAN Beri Dukungan
"Memang harus menerima kembali berada di posisi kedua di sini, tapi saya rasa pencapaian saya sudah cukup baik," tambahnya.
Jojo kali pertama meraih gelar runner-up turnamen level BWF World Tour Super 750 ini pada 2019. Kala itu, ia kalah dari wakil tuan rumah Kento Momota dengan skor 16-21, 13-21.
Pasca-Japan Open 2023, Jojo langsung terbang ke Sydney, Australia, guna mengikuti Australia Open 2023, 1-6 Agustus.
Baca Juga: Penyidik Jampidsus Kejaksaan Agung Akhirnya Sita Uang 1,8 Juta Dolar AS
"Yang terpenting recovery-nya harus bagus, apalagi saya langsung bertemu Kento Momota," demikian Jojo.
Hasil Lengkap Final Japan Open 2023