unescoworldheritagesites.com

Berlangsung Meriah, Festival Jangkat 2022 Angkat Budaya Dan Daya Tarik Wisata Jambi - News

Tari Khadam memeriahkan Festival Jangkat 2022 (Ist)

: Wakil Gubernur Jambi, Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I membuka Festival Jangkat 2022, di lapangan sepak bola Lubuk Pungguk, Jangkat, Merangin, Jambi, Jumat (24/6/2022).

Festival berlangsung meriah. Ribuan warga berbondong-bondong menghadiri festival yang menampilkan proses pembakaran Jaudah, makanan khas Jangkat, Merangin.

Pembakaran Jaudah massal yang diikuti sekitar 600 peserta ini juga mendapat penghargaan MURI. Jaudah merupakan makanan khas Jangkat, sejenis lemang jika di Jawa, yang dibakar. Makanan ini kalau disimpan bisa bertahan hingga satu tahun.

Selain atraksi pembakaran Jaudah massal, Festival Jangkat juga diisi kesenian daerah Zikir Ngguk, tarian daerah tari khadam, tari Kisohah dan beberapa kesenian lainnya.

Baca Juga: Pimpinan Ponpes Subang Tega Perkosa Santriwati Gadis 15 Tahun

Baca Juga: Pasca Pandemi Diluncurkan Amazing Online Facilitator, Belajar Perkembangan Teknologi Agar Tak Culture Shock

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov Jambi, Drs M Arif Budiman MH, Festival Jangkat yang baru pertama diadakan ini mengangkat budaya masyarakat Jangkat untuk bisa menarik wisatawan berkunjung ke Jangkat, Merangin.

"Kami ingin budaya masyarakat Jangkat dikenal luas dan sebagai daya tarik wisata. Karena Jangkat yang berada di Kabupaten Merangin ini memiliki keindahan alam yang luar biasa bagusnya. Banyak spot-spot wisata alam yang menarik yang bisa dikunjungi di Jangkat ini," ujar Arif Budiman.

"Jangkat merupakan bumi Jangkat, yang memiliki keanekaragaman budaya dan sejarah. Disamping budaya yang terjaga cukup baik juga Jangkat merupakan tempat bersejarah karena terjadi peristiwa pertempuran belanda dengan pejuang di tanah Jangkat ini," kata Arif Budiman.

"Hari ini kita bersama pemkab Merangin dan tiga kecamatan yaitu Jangkat, Lembah Mesura dan Jangkat Timur mencoba membangkitkan kembali gairah masyarakat agar tetap melestarikan budaya dan membangun potensi pariwisata yang ada di sini sehingga dapat dikelola dengan baik," kata Arif Budiman.

"Tradisi bakar jaudah merupakan tradisi turun temurun dari para leluhur sebagai menu sarapan sebelum pergi ke sawah atau ladang menu sarapan ini biasa dipadukan dengan teh tau kopi," kata Arif Budiman menjelaskan.

Proses pembuatan jaudah menggunakan tepung ketan dan gula. Dodol jaudah tidak seperti dodol pada umumnya. Jaudah tidak menggunakan santan. Ini yang membuat jaudah tahan lama. Tanpa bahan pengawet, tahan hingga 1 tahun.

Proses pembuatan jaudah selama seharian menggunakan metode standar pembuatan dodol di kuali. Bedanya jaudah dicetak menggunakan bambu dan dipotong kecil kecil. Jaudah bisa langsung dinikmati namun akan lebih nikmat jika jaudah dibakar terlebih dahulu karna rasanya akan semakin legit.

Jaudah saat ini dibuat biasanya saat perayaan hari besar keagamaan atau acara pesta masyarakat sebagai kudapan khas masyarakat jangkat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat