unescoworldheritagesites.com

Selidiki Kebenaran Informasi, Jangan Mudah Terprovokasi Hoax - News

Kementrian Kominfo RI menyelenggarakan webinar #MakinCakapDigital2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur bertemakan Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi!. (Istimewa )

: Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan webinar
#MakinCakapDigital2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur
bertemakan Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan
Informasi!,  Selasa (23/4/2024).

Survei dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan
oleh 73,7 persen penduduk Indonesia.
Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.

Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54.

Peningkatan literasi digital secara merata semakin urgen agar masyarakat tidak terprovokasi
berita palsu di tengah luapan informasi.

Grapholog, Trainer, Pengusaha Kuliner, Diana Aletheia Balienda mengatakan, berita palsu akan selalu ada di ruang digital. Setiap individu harus mampu menyikapinya dan terhindar dari hoax.

Tujuan penyebaran berita hoax membuat seseorang merasa tidak aman, tidak nyaman, dan
kebingungan. Situasi ini membuat individu tidak mampu mengambil keputusan secara baik, tidak
meyakinkan, dan bahkan salah.

“Yang harus pertama kita pikirkan adalah coba berpikir kritis. Begitu terima berita, jangan
langsung terima. Tanya dulu kebenarannya, selidiki, cek dulu jangan hanya dari satu sumber,”
kata Diana saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas
di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Baca Juga: Kelola Rasional Agar Tidak Terprovokasi di Dunia Digital


Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi berita palsu. Pertama, masyarakat perlu mengecek
kredibelitas sumber informasi, kemudian teliti isi berita tersebut. Perhatikan fakta-fakta yang
disajikan dan bandingkan dengan sumber lainnya.

Masyarakat juga bisa memanfaatkan mesin pencari untuk memverifikasi informasi yang didapat.Terpenting adalah selalu berpikir kritis. Jangan mudah percaya dan selalu menganalisa informasi dengan akal sehat.

Baca Juga: Tangkal Provokasi dengan Pahami Konteks Setiap Informasi di Media Sosial


Dalam kesempatan sama, Pelatih Pusdiklatcab Tulungagung dan Relawan TIK Tulungagung,
Mohamad Subaweh mengatakan, masyarakat perlu menyadari etika digital ketika menggunakan
media sosial. Setiap individu harus memiliki kesadasaran bahwa konten yang dibuat tidak akan menimbulkan konflik.

“Dengan sadar tapi menimbulkan konflik, ini berarti tidak beretika. Dengan kesadaran ini, kita
sesuaikan dengan kebudayaan, skill, dan etika kita,” kata Subaweh.

Setiap individu juga perlu bertanggung jawab dan mau menanggung segala konsekuensi atas apa
yang dilakukan. Dengan memegang tanggung jawab, seseorang tidak akan membagikan informasi bohong.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat