unescoworldheritagesites.com

Fakultas Kedokteran UWKS All Out Dukung Pencegahan Dan Penanganan Stunting - News

 Anggota tim FK UWKS, Dr dr Ayling Sanjaya M Kes SpA saat memaparkan kasus stunting di Kelurahan Kalirungkut Surabaya.

SURABAYA: Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) mewujudkan komitmennya mendukung program percepatan pencegahan dan   penanganan stunting di Tanah Air. Bekerja sama dengan pihak terkait, mereka kini tengah menggarap pencegahan dan penanganan stunting di kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Menurut Dekan FK UWKS, Prof Dr dr Suhartati MS, pihaknya sudah melakukan penyuluhan, edukasi dan pelatihan untuk mendeteksi dini kasus stunting di kelurahan tersebut. "Kami memang menjadi salah satu dari 8 fakultas kedokteran di Surabaya yang ikut turun tangan membantu mengatasi problematika stunting di kota ini," ujarnya, Jum'at (22/10/2021).

Delapan fakultas kedokteran itu disebar ke berbagai daerah di Kota Surabaya. Sementara FK UWKS kebagian menangani kasus stunting di Kelurahan Kalirungkut dengan dukungan camat, lurah dan semua ibu posyandu, ibu hamil, balita stunting dan remaja putri di kelurahan setempat.

Pihaknya mengaku all out untuk mendukung kebijakan Presiden Jokowi yang menargetkan problematika stunting harus sudah teratasi pada 2024 mendatang tersebut. Selain melakukan pencegahan, FK UWKS juga ikut membantu menangani resiko kelainan psikis yang tidak tertangani secara optimal, dengan melibatkan para spesialis jiwa.

Dia menjelaskan, ada beberapa penyebab yang bisa menghambat kasus tumbuh kembang anak. Di wilayah Indonesia Timur, kata dia, kebanyakan dipicu oleh cacing dan malaria. Sementara di wilayah perkotaan, yang banyak justru  diakibatkan oleh ketidakpahaman para ibu tentang pentingnya air susu ibu (ASI)  untuk para bayinya.

Idealnya, kata dia, seorang bayi hanya diberi susu ibunya saja selama 6 bulan sejak dilahirkan. Tapi faktanya, justru banyak yang sudah diberikan susu formula dan makanan seperti nasi, karena ketidaktahuan mereka.

Salah satu anggota tim FK UWKS yang terjun ke Kelurahan Kalirungkut Surabaya, Dr dr Ayling Sanjaya M Kes SpA menjelaskan, di kelurahan itu terdapat 700 balita. Dari data yang berhasil dikumpulkan, tidak semuanya tumbuh normal, karena ada beberapa yang bertubuh pendek dan ada yang sangat pendek. "Pemicunya karena faktor pola asuh ibunya yang berlatar belakang pekerja dan berstatus pekerja musiman," ujar dosen bagian ilmu kesehatan anak di FK UWKS tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, FK UWKS mengerahkan tim inti sebanyak 40 orang dari berbagai latar belakang keahlian untuk terjun langsung ke Kalirungkut. Tapi sayangnya kendala pandemi Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir, menjadikan mereka harus membatasi pertemuan tatap muka dengan warga Kalirungkut.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan para kader. Diantaranya dengan menggelar webinar yang menghadirkan pembicara dari kalangan kampus mereka. UWKS juga melibatkan para mahasiswa  untuk ikut masuk dalam program percepatan penanganan dan pencegahan stunting tersebut.

Dia memastikan, respon para kader di kelurahan itu sangat bagus, mereka misalnya ikut mendukung program pengukuran tingi badan anak-anak balita yang dilakukan secara teratur. "Kami menjadi lebih bersemangat untuk memberi pelatihan deteksi dini pertumbuhan anak, karena mereka juga sangat antusias ketika diberi tugas untuk melakukan pengukuran tinggi badan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat