: Bagi penyuka gorengan di Jakarta dan sekitarnya bisa jadi sudah tak mudah mendapat sukun goreng.
Hal yang wajar, sukun cenderung semakin langka seiring luasan kebun semakin menyusut karena pertumbuhan penduduk dan kawasan perumahan yang terus berkembang.
Untuk diketahui, pohon sukun merupakan tanaman keras. Pohon sukun tumbuh besar dengan daun yang lebar.
Baca Juga: Buah-buahan yang Dianjurkan untuk Dikonsumsi Ibu Hamil
Tidak seperti tanaman buah-buahan lainnya yang bisa tumbuh dengan sendirinya karena biji buahnya, pohon sukun punya cara yang cukup rumit untuk pembiakannya.
Buah sukun yang bulat besar memang unik. Ketika sudah siap petik dan diolah, sama sekali tidak berbiji.
Itu sebabnya orang Jawa menamainya sukun yang artinya tanpa biji sama sekali.
Baca Juga: Buah-buahan yang Banyak Mengandung Vitamin C untuk Redam Gejala Cacar Monyet
Maka bila ada lahan kosong di daerah perkotaan terdapat pohon sukun, bisa jadi usianya telah bertahun-tahun.
Padahal buah sukun bisa menjadi bagan pangan yang setelah diolah menjadi sajian yang enak dan merupakan buah berkhasiat.
Buah sukun memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya sebagai "buah roti".
Baca Juga: Berkebun Pohon Buah-buahan seperti Makan Buah Kaya Nutrisi, Membuat Badan Sehat
Beralasan sebutan "buah roti" karena 100 gram buah sukun mengandung sekitar 24,5 gram karbohidrat yang setara dengan 10% kebutuhan karbohidrat sehari, ditambah dengan kandungan serat dan proteinnya.
Zat-zat tersebut akan membuat kenyang lebih lama. Sebab, jenis karbohidrat pada buah sukun yaitu karbohidrat kompleks yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, sehingga efeknya akan membuat rasa kenyang juga bertahan lebih lama.