NUSA DUA, BALI – Disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) di acara Forum Bisnis UEA di sela gelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20, Mitra Jaya Group menandatangani kerjasama strategis investasi dan pengelolaan rumah sakit di Indonesia dengan menggandeng Burjeel Holdings Uni Emirat Arab.
“Dalam kerjasama ini salah satunya akan dibangun Rumah Sakit Mitra Jaya bertaraf internasional di Jakarta,” kata Kuhan Selvaretnam, Direktur Mitra Jaya Group usai penandatanganan MoU dengan Burjeel Holdings Uni Emirat Arab.
Kuhan menuturkan, Mitra Jaya Hospital akan dibangun di atas lahan seluas 6.533 meter persegi di daerah Kembangan, Jakarta Barat.
Proyek pembangunan Mitra Jaya Hospital sudah dimulai pada November 2022 dengan pekerjaan desain. Pekerjaan konstruksi akan dimulai pada Januari 2023 dan akan selesai pada Agustus 2024. Mitra Jaya Hospital direncanakan mulai beroperasi pada September 2024.
“Ini merupakan proyek rumah sakit pertama yang digarap oleh Divisi Kesehatan Mitra Jaya Group,” ungkap Kuhan. “ Selanjutnya perusahaan sedang menjajagi untuk melakukan akuisisi atau kerjasama rumah sakit lain di Jakarta.”
“Ini merupakan perwujudan strategi perusahaan untuk mengembangkan lini usaha baru yang memiliki prospek bagus di masa mendatang,” kata Kuhan.
Mitra Jaya Group sejak 1981 telah menjalankan usaha di bidang konstruksi, jalan toll, properti dan tambang. Divisi Kesehatan merupakan lini bisnis terbaru Mitra Jaya Group. Mitra yang digandeng Mitra Jaya Group dalam pengembangan rumah sakit adalah Burjeel Holdings.
Didirikan pada tahun 2007 oleh Dr. Shamsheer Vayalil, Burjeel Holdings adalah salah satu penyedia layanan kesehatan swasta terkemuka di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Burjeel Holdings menyediakan standar tertinggi dalam layanan kesehatan dan manajemen pasien di seluruh jaringan rumah sakit, pusat kesehatan, apotek, dan layanan lainnya.
Forum Bisnis UEA
Penandatanganan kerjasama Mitra Jaya Group dengan Burjeel Holding Group Uni Emirat Arab dilakukan dalam Forum Bisnis UEA yang diadakan di sela KT G20 di Bali.
Forum ini mempertemukan para pemimpin bisnis dari kedua negara ini diluncurkan untuk menjajaki peluang kerja sama yang muncul antara komunitas bisnis, dan menghasilkan 16 MOU.
Forum tersebut adalah salah satu konferensi investasi besar pertama yang berlangsung sejak penandatanganan Perjanjian Kemitraan Komprehensif UEA-Indonesia pada bulan Juli, dan kemungkinan akan diratifikasi dalam beberapa minggu mendatang.
Pertemuan bisnis ini dihadiri oleh Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri, Ahmed Ali Al Sayegh, Menteri Negara, dan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Indonesia, serta sekelompok pejabat senior, para pemimpin bisnis, kepala perusahaan dan perwakilan organisasi komunitas bisnis dari UEA dan Indonesia.