unescoworldheritagesites.com

Dosen YARSI Raih Penghargaan Dosen Berprestasi Sains-Teknologi Dan Humaniora - News

Dr. Rika Yuliwulandari, PhD (kebaya merah), dosen terbaik peringkat I dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Kemenristek Dikti bersama Kepala lLDIKTI (Kopertis) wilayah III dr. Ir. Illah Saillah, MS

JAKARTA: Universitas YARSI kembali menorehkan prestasi membanggakan. Setelah Akreditasi A kembali didapatkan Fakultas Kedokteran, kali ini giliran sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Universitas YARSI yang tak lain dari kalangan dosen juga mendapatkan penghargaan sebagai dosen berprestasi tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Kopertis) wilayah III tahun 2018.

Dua orang dosen dari Perguruan Tinggi Islam yang kini dibesut oleh Prof Dr Jurnalis selaku Ketua Yayasan dan Rektor Prof Dr Susi Endrini ini, berhak sebagai pemenang pertama dalam pemilihan dosen berprestasi tingkat LLDIKTI (Kopertis) wilayah III tahun 2018.

Dr. Rika Yuliwulandari, PhD dari Universitas YARSI terpilih sebagai pemenang pertama kategori sains dan teknologi. Sedangkan kategori sosial dan humaniora juga turut dimenangkan oleh dosen dari universitas yang berada di kampus, Jalan Cempaka Putih Raya Jakarta Pusat, ini, yakni DR. Nurul Huda, SE, M.M. Kedua dosen terbaik ini mampu bersaing dengan dosen-dosen dari 300 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Ketentuan secara umum dari LLDIKTI III atas kriteria penilaian ini didasarkan pada aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sesuai pedoman penilaian, maka seseorang dosen yang berprestasi diharapkan memiliki prestasi yang sangat bermanfaat dan dapat dibanggakan oleh perguruan tinggi asal, serta diakui pada tingkat nasional dan internasional, terutama dalam kurun lima tahun terakhir.

Selain itu, seorang dosen berprestasi juga harus mampu menunjukkan kesinambungan dalam peta jalur penelitiannya.

Salah satu contohnya, dr. Rika Yuliwulandari, yang juga merupakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, telah meneliti tentang Farmakogenomik untuk melihat peran genetik terhadap timbulnya efek samping obat serta kerentanan genetik terhadap penyakit mikobakteri (mycobacterial diseases), seperti lepra dan tuberkulosis, selama bertahun-tahun. Penelitian tersebut diarahkan pada aspek kerentanan genetik terhadap lepra, tuberkulosis dan hepatotoksisitas akibat obat tuberkulosis (TB) pada populasi di Indonesia.

Selama ini, penelitian mengenai kerentanan genetik terhadap penyakit mikobakteri dan efek samping obat di Indonesia belum dilakukan secara komprehensif.

"Oleh karenanya penelitian yang saya lakukan sangat penting mengingat keragaman genetik dari penduduk Indonesia yang cukup besar. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut telah dituangkan dalam bentuk publikasi ilmiah internasional, kit deteksi genetik, buku ajar, paten dan hak cipta serta berbagai kolaborasi penelitian baik tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, beliau juga aktif dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, dengan memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik berupa media cetak maupun di media televisi,"urai dr Rika.

Kepala lLDIKTI (Kopertis) wilayah III dr. Ir. Illah Saillah, MS, menyerahkan piagam penghargaan kepada dosen berprestasi ini, waktu itu pada saat upacara menyambut kemerdekaan Indonesia di LLDIKTI wilayah III.

Yang menarik dari ajang pemilihan dosen berprestasi tingkat LLDIKTI (Kopertis) wilayah III tahun 2018, untuk kali pertama kategori sosial dan humaniora baru pertama kali dimunculkan pada tahun ini. Hal ini dikarenakan, dari sejak pertama kali pemilihan dosen berprestasi dilakukan, yakni dari tahun 2004, pemenang yang muncul selalu dari bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah memandang perlu untuk membuat kategori khusus sosial dan humaniora.

Pemilihan dosen berprestasi merupakan kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya oleh Kemenristek Dikti RI. Proses seleksi dosen berprestasi di tingkat Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sedikit berbeda dengan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Seleksi di PTS dilakukan dalam tiga tahap, yaitu di tingkat PTS bersangkutan, di tingkat Kopertis yang saat ini menjadi LLDIKTI dan di tingkat Nasional.

Sedangkan seleksi untuk PTN hanya dilakukan di tingkat PTN dan tingkat nasional. Para pemenang pada tingkat LLDIKTI menerima penghargaan dari pimpinan LLDIKTI dan akan mewakili LLDIKTI yang bersangkutan dalam pemilihan dosen berprestasi tingkat nasional, yang seleksinya akan dimulai pada bulan Oktober ini. Sedangkan pengumuman akhir dosen berprestasi tingkat Nasional diharapkan dapat dilaksanakan pada akhir bulan Oktober 2018.

Di sela-sela seminar di YARSI, dr. Rika Yuliwulandari menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas apresiasi dari pihak LLDIKTI yang mempercayakan dua dosen dari Universitas YARSI mendapat penghargaan terbaik tersebut sehingga diharapkan dapat memicu dan memacu semangat para dosen dan peneliti di lingkungan YARSI secara khusus dan di wilayah 3 LLDIKTI secara umum dan akan terus mendukung tercapainya visi misi Universitas YARSI menjadi World Class University***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat