unescoworldheritagesites.com

Siapkan SDMI Kompeten, Kemenperin Kebut Pembangunan PIDI Di Permata Hijau - News

Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko Cahyanto.

JAKARTA: Kompetensi sumber daya manusia masih menjadi tantangan internal industri Indonesia untuk bertransformasi menuju industri 4.0.

Hasil studi yang disampaikan Kordinator Divisi Riset iCIO Community, Abidin Riyadi Abie, menunjukkan banyak perusahaan kesulitan menemukan SDM unggul dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia.

"Hambatan pertama yang dihadapi adalah dari SDM yang tidak kompeten. Kedua, dari company culture. Untuk itu membutuhkan kebijakan dan dukungan dari pemerintah," ujarnya.

Tantangan soal SDM Industri itu dijawab Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Eko Cahyanto dengan program membangun Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI) 4.0 di Permata Hijau Jakarta Selatan.

"Kami sedang menunggu izin pembangunannya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena terkait Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di sana. KDB masih menunggu," ujar Eko melalui keterangannya di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Menurut Eko, Kemenperin sudah menyiapkan anggaran terkait gedung yang dirancang memiliki 8 lantai itu dan berharap jika izin keluar, Kemenperin bisa segera memulai kegiatan pembangunannya.

Eko menyebutkan, Kemenperin ingin menjadikan PIDI 4.0 sebagai showcase ekosistem industri digital sehingga menjadi salah satu tulang punggung adopsi teknologi 4.0 bagi industri.

Selain menjadi showcase, PIDI 4.0 juga berfungsi mendampingi perusahaan bertransformasi selaras dengan peta jalan making Indonesia 4.0 dan menjadi lembaga riset dan pengujian teknologi siap pakai untuk industri tersebut.

Untuk keamanan data yang dihasilkan, semua server akan diletakkan di sana. "Big data itu penting. Jadi seharusnya server diletakkan di sana," tandasnya.

Selain PIDI 4.0 di Permata Hijau tersebut, Eko mengatakan Kemenperin juga punya 3 pusat inovasi lain yang akan dibangun bekerja sama dengan Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta (pusat inovasi alas kaki) dan STTT Bandung (pusat inovasi tekstil dan pakaian), serta Politeknik Akademi Teknologi Industri Makassar (pusat inovasi manufaktur industri pertanian).

Terkait penyediaan instrumen di pusat inovasi digital industri itu, Eko meminta partisipasi dari para CEO dan eksekutif perusahaan IT yang tergabung dalam komunitas iCIO agar bisa selalu meng-update instrumen di dalamnya sesuai perkembangan teknologi.

"Kami mengharapkan isinya nanti bukan barang-barang milik negara (BMN) karena kalau di BMN-kan akan selamanya disitu, enggak boleh kemana-mana. Nanti jadi museum," ujar Eko.

Untuk itu, Kemenperin mengundang siapapun yang bisa dan mampu menyumbang mesin dan peralatan teknologinya untuk bersama-sama membangun industri 4.0 itu.

Menanggapi hal ini, pendiri iCIO Community, Harry Surjanto, mendukung keinginan Kemenperin bermitra dengan iCIO tersebut terutama berkaitan dengan pembangunan SDMI.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat