unescoworldheritagesites.com

Transportasi Massal - News

 

 

Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi

Pernahkah terbayangkan berapa banyak kendaraan bermotor yang ada di jalanan untuk 5 tahun ke depan? Pernahkah juga terbayangkan berapa panjang ruas jalan yang sampai 5 tahun ke depan dibangun pemerintah? Pernahkah terbayangkan berapa banyak orang di republik ini bertambah pada 5 tahun ke depan?

Kalkukasi yang ada nampaknya tidak akan bisa sinkron antara pertambahan penduduk, ruas pembangunan jalan dan tentunya ketersediaan kendaraan bermotor di jalanan. Imbasnya tentu kemacetan semakin terjadi dan durasi perjalanan akan semakin lama untuk jarak tempuh yang sama sementara hal lain yang juga terdampak adalah konsumsi BBM dan ancaman polusi. Belum lagi fakta ancaman kecemasan sosial dan tingkat stres di perkotaan yang tentu akan berpengaruh terhadap produktivitas dan harmoni rumah tangga.

Simpulan dari penjabaran diatas adalah urgensi untuk membangun jejaring transportasi massal yang cepat, praktis, efisien dan murah. Salah satunya yang paling bisa dilakukan yaitu dengan menghidupkan kembali jejaring trasportasi rel. Paling tidak argumen yang mendasari karena akses transportasi berbasis rel relatif mengurangi kemacetan dan juga memungkinkan sebagai moda transportasi massal. Oleh karena itu, cara ini bisa dimulai dengan pemetaan ulang ruas transportasi berbasis rel dari era peninggalan penjajahan. Setidaknya rekam jejak transportasi berbasis rel masih ada dan tinggal menambahkan sesuai kepentingan dan peruntukannya.

Fakta lain dibalik urgensi membangun dan atau menghidupkan kembali transportasi rel adalah ancaman banjir di sejumlah daerah yang menghambat arus transportasi dan juga distribusi barang – jasa. Oleh karena itu, dengan menghidupkan kembali dan memacu peran transportasi berbasis rel akan memungkinkan terjadinya kemudahan transportasi dan tentu akan berdampak sistemik terhadap moda distribusi barang jasa. Terkait hal ini beralasan jika Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Perhubungan berkomitmen untuk mengembangkan sistem transportasi massal berbasis rel yang akan bisa meningkatkan konektivitas, aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah serta urgensi penataan daerah.

Bagaimanapun juga pengembangan daerah di masa depan tidak bisa terlepas dari aspek kepentingan sinergi dengan pengembangan transportasi massal. Setidaknya argumen yang mendasari adalah komitmen pembangunan tidak hanya mengacu perencanaan tata kota tapi juga konektivitas melalui transportasi, sementara pembangunan transportasi di darat sudah kian padat dan semakin sulit dikembangkan karena terbentur oleh ruas jalan dan peruntukan lahan untuk perumahan - permukiman. Artinya, perlu alternatif untuk pengembangan dan pembangunan moda transportasi yang sekiranya dapat mendukung mobilitas manusia dan barang – jasa. Selain itu, pengembangan kendaraan listrik secara tidak langsung juga berharap mengurangi konsumsi BBM dan polusi sehingga potensi pengembangan transportasi bisa lebih ramah lingkungan.

* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Solo

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat