unescoworldheritagesites.com

Konferensi ke-28 SEAPAVAA, Bahas Penyelamatan Arsip Audiovisual - News

Konferensi pers terkait pelaksanaan Konferensi ke-28 SEAPAVAA di Solo (Endang Kusumastuti)

: Komunitas kearsipan, dan perpustakaan dari sejumlah negara berada di Kota Solo menghadiri Konferensi ke-28 SouthEast Asia – Pacific AudioVisual Archive Association (SEAPAVAA) 2024. 

Konferensi yang dilaksanakan di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah pada 9-14 Juni 2024 itu bakal membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan pengumpulan, pelestarian, dan penyediaan akses terhadap warisan audiovisual negara anggota.

"Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menjadi tuan rumah penyelenggaraan koonferensi SEAPAVAA. Arsip audiovisual berharga untuk pendidikan masyarakat, tapi ada ancaman kerusakan dan juga tantangan masa depan," jelas Plt Kepala ANRI Imam Gunarto, saat konferensi pers Konferensi ke-28 SEAPAVAA di The Sunan Hotel Solo, Senin (10/6/2024).

Baca Juga: Naskah Tari Khas Mangkunegara Bersama Empat Dokumen Lain Diajukan ke UNESCO

Menurut Imam, ancaman kerusakan arsip bakal dibahas dalam konferensi tersebut. Di Indonesia,  setiap tahun ancaman kerusakan arsip terutama audiovisual mencapai 20 persen.

"Arsip audiovisual terutama seluloid itu mengalami ancaman mengerikan. Karena suhu dan kelembaban di negara tropis. Ancaman lainnya tidak ada lagi alat pemutar, atau tidak ada lagi ahlinya," jelasnya lagi.

Kota Solo dipilih sebagai tuan rumah konferensi karena terkait kekayaan audiovisual yang dimiliki di Solo, salah satunya keberadaan Lokananta.  Indonesia juga bukan pertama kali menjadi tuan rumah, sebelumnya pernah diselenggarakan di Jakarta dan Bandung.

Baca Juga: Selamatkan 198.974 Jiwa. Polda Metro Jaya Ringkus 2 Residivis Pengedar Ganja Seberat 99 Kg

Sementara itu, Presiden President of SEAPAVAA 2024, Karen Chan pada kesempatan yang sama mengatakan konferensi tersebut diharapkan bisa meningkatkan hubungan yang kuat terutana terkait tukar pengetahuan dan membangun jaringan untuk memelihara arsip audiovisual.

"Tantangan terbesar adalah menyelamatkan arsip audiovisual masalah ini tidak hanya dialami di Indonesia. Solusi pertama, semua komunitas mulai melakukan identifikasi," kata Karen.

Selain itu ada masalah besar di era digital seperti saat ini, yakni apakah semua khasanah yang dimiliki bisa di digitalisasi dan bisa diakses masyarakat.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Tidak Terikat lagi Ketentuan Warga Binaan Bapas

"Selain itu yang menjadi poin adalah bagaimana komunitas kearsioan beradaptasi mencari solusi menghadapi masalah penyelamatan arsip audiovisual," katanya lagi.

Acara tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jawa Tengah, Defransico Dasilva Tavares, serta Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Solo, Arif Handoko  ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat