unescoworldheritagesites.com

Barang Peninggalan Kerajaan Mataram di Belanda Segera Dipamerkan di NTB - News

Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, SH, MH.  (Suara Karya/Hernawardi)

: Tingginya aspirasi dan antusiasme masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Pulau Lombok yang ingin menyaksikan dan melihat secara jelas peninggalan-peninggalan sejarah berupa ratusan artefak atau benda-benda pusaka milik Kerajaan Mataram yang pernah berjaya pada masanya di Lombok.

Karena itu Pemerintah Pusat berkeinginan pada saatnya nanti setelah melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berjanji suatu saat nanti benda-benda bernilai sejarah tersebut akan dipamerkan di NTB.

Kepala Museum Negeri Mataram Ahmad Nuralam SH, MH, yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (28/7/2023), membenarkan, derasnya aspirasi masyarakat Lombok untuk bisa menyaksikan dari dekat benda-benda bersejarah yang disebut sebagai “harta karun” nya Lombok dan bernilai ratusan triliunan tersebut.

Baca Juga: SIG Pasok Ribuan Unit Tetrapod ke Raja Ampat

Dikatakan, keinginan agar benda-benda bersejarah tersebut bisa dipamerkan di NTB dan untuk dimiliki. Namun agar masyarakat NTB dapat mengetahui bagaimana peradaban dan budaya yang terjadi pada saat itu melalui benda-benda pusaka yang ditinggalkan.

Harapan lainnya lanjut Nuralam, nantinya benda-benda bersejarah tersebut bisa dijadikan bahan kajian, bahan penelitian dari masyarakat, dan pihak-pihak akademisi di NTB.

“Benda-benda sejarah dimaksud nantinya bisa dilakukan pameran keliling di sejumlah lokasi yang tepat di Lombok. Apakah di Lombok Eficentrum Mall (LEM) ataukah di Museum Negeri Mataram. Bisa juga nantinya Museum Nasional meminjamkan kepada kita Pemerintah Provinsi NTB, untuk nanti kita pamerkan kepada masyarakat NTB. Kita berharap itu bisa segera dilakukan sesuai harapan masyarakat Lombok juga,” terang Nuralim.

Baca Juga: Sama sama Dijamu Raja Arab, Berikut Perbedaan Respon Anies dan Ganjar di Media Sosial

Nuralam mengatakan, pemikiran-pemikiran yang berkembang berkembang di Eropa termasuk di Belanda menyebut, semua benda-benda yang diambil dengan cara yang tidak layak, seperti diambil secara paksa, dicuri atau dimiliki secara tidak sah, maka kecenderungannya mereka ingin mengembalikan barang jarahannya kepada negara tempat asal barang tersebut.

Karena itu diharapkan proses pengambalian benda-benda bersejarah tersebut segera tuntas. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat