unescoworldheritagesites.com

Jejak Petilasan Ulama Pating Laga Denek Perwangse, Lombok Barat - News

Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan Mi6  melakukan penelusuran situs jejak petilasanPating Laga Denek Perwangse di Dusun Batu Kumbung, Desa Batu Kumbung, Lombok Barat. (Suara Karya/Istimewa)

: Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan Mi6 kembali melakukan penelusuran dan mengeksplore situs jejak petilasan. Kali ini, rombongan tim ekspedisi yang terus mengekspose ritus sejarah tersembuyi di Pulau Lombok, mengunjungi Pating Laga Denek Perwangse yang berada di Dusun Batu Kumbung, Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, sepanjang akhir pekan lalu.

Penelusuran jejak ulama penyebaran agama islam sekaligus penemu nama Batu Kumbung memiliki beberapa peninggalan atau *warisan ikonik* yang selama ini jarang diketahui publik.

Beberapa karya yang diduga kuat warisan Pating laga Denek Perwangse peninggalan adalah lain tempat beliau bermunajat ataupun berkhalwat yang berupa batu menhir, pancuran air , kumpulan tulisan beliau dalam bentuk tulisan arab di atas kulit onta yang berusia ratusan tahun serta berbagai benda – benda kuno lain yang menggambarkan aktivitas Denek Perwangse selama tinggal di Batu Kumbung.

Baca Juga: Ekspedisi Mistis NTB Telusuri Kebudayaan dan Petilasan Leluhur Bangsa Sasak

Menurut tokoh masyarakat Batu Kumbung, Haji Mundri (83) mengatakan Pating Laga Denek Prawangsa memiliki nama islamnya “Sayed Abdullah Zen Alhamdy” . Sosok yang amat dikagumi masyarakat Batu Kumbung ini diketahui berasal dari Timur Tengah, tepatnya di negeri Yaman.

Baca Juga: Satkar Ulama Indonesia Mendunia di Rusia: Idris Bersama Perdana Menteri Bhakortostan Bicarakan Produk Halal

Kedatangan Denek Keramat (panggilan lain Pating Laga Denek Perwangse) ke Batu Kumbung jauh sebelum kedatangan Anak Agung Karang Asem melakukan Ekspansi Ke Lombok. Awalnya, Denek Perwangse dikabarkan sempat singgah di Gresik Jawa Timur sebelum akhirnya ke Lombok.

“Denek Keramat diyakini masyarakat batu kumbung sebagai ulama menyebarkan syiar agama islam yang pertama selaligus membuka hutan yang kemudian diberi nama Batu Kumbung. Bahkan di akhir ekspedisinya di pulau lombok, Denek Perwangse berpesan kepada warganya kala itu. Jika ingin menemuinya, datang kepetilasan yang dibuatnya dalam bentuk situs menyerupai batu menhir,” ungkap Haji Mundri.

Selain itu untuk keperluan berwudhu dan mandi, dan lain-lain. Denek Perwangse juga membuat saluran air dari mata air yang tidak diketahui asal muasalnya. Pancuran mata air itu hingga kini tetap mengalir meskipun sudah berusia berabad-abad.

“Denek Perwangse juga meninggalkan kumpulan kotbahnya dlm bentuk tulisan arab diatas gulungan kulit onta,” ujar Haji Mundri sembari memperlihatkan beberapa bukti artefak peninggalan Denek Keramat yang ia jaga hingga kini.

Dalam beberapa kesempatan, Denek Perwangse sering kali berusaha menujukkan sisi keramat miliknya. Dirinya pernah berkali-kali dibakar atau membakar dirinya. Namun, api yang membakar dirinya tersebut seperti tak mempan. Masyarakat terhibur dengan tingkah Denek Perwangse. Belakangan, setelah syariat islam mulai dipahami, masyarakat mulai sadar bahwa yang dilakukan Denek Perwangse tersebut merupakan salah satu sisi ‘keramatnya’.

Kini, areal kawasan yang disebut menjadi tempat bertafakkur Denek Perwangse tersebut masih dirawat dan disebut memiliki nilai keramat oleh masyarakat setempat. Tempat itu lazim digunakan sebagai lokasi roah adat pada momen-momen tertentu.

Tak hanya itu, lokasi tersebut juga ramai didatangi oleh para peziarah yang mengetahui kehebatan dan kekaromahan Denek Perwangse. Para peziarah tersebut tak hanya berasal dari masyarakat Lombok, tetapi juga berasal dari luar daerah.

Sementara Ketua Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan Mi6, H. Ruslan Turmuzi didampingi Sekretaris Tim Ekspedisi Mistis, Ahmad Amrullah mengatakan akan melaporkan secara detail hasil penelusuran Petilasan Pating Laga Denek Perwangse kepada Dewan Pembina Tim Ekspedisi, H Rachmat Hidayat agar bisa ditindak-lanjuti dengan kapasitas dan legacy yang dimiliki sebagai Anggota DPR RI Dapil Lombok.

Menurut Ruslan Turmuzi, cerita rakyat (folklore) tentang kisah Denek Keramat beserta jejak petilasan yang ditinggalkan membuktikan bahwa nenek moyang Suku Bangsa Lombok memiliki karya cipta kebudayaan yang tinggi. Hal tersebut mengindikasikan saat itu Lombo’ Mirah Adi sudah memiliki tatanan dan struktur kebudayaan yang menarik perhatian orang luar utk mendatangi dan mendiami wilayah Lombok dengan berbagai motif dan kepentingan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat