unescoworldheritagesites.com

KONI Jateng Dinilai Tidak Transparan, Pengprov TI Jateng Ungkap Keluhan Cabor Soal Pelatda - News

Ketua Pengprov TI Jateng, Grand Master Taekwon-do Alex Harjanto  (Ist)

: KONI Jateng dinilai tidak transparan dalam penyaluran dana pembinaan ke cabang olahraga (cabor). Akibatnya, pengurus cabor harus tombok untuk memenuhi kebutuhan atlet selama pelatda menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON).

Hal itu diungkapkan Ketua Pengprov TI Jateng, Grand Master Taekwon-do Alex Harjanto di Semarang, baru-baru ini.

''Ini pengurus KONI Jateng gimana?, kami diminta membuat RAB untuk diajukan ke KONI, tapi hanya dibantu dana yang jumlahnya jauh dari kebutuhan yang kami ajukan. Itupun tidak ada komunikasi sebelumnya. Tolong Pak Bona selaku ketum KONI Jateng yang transparan dalam manajemen keuangan,'' kata Alex.

Dia mengatakan, jika Bona Ventura tidak mampu memimpin KONI Jateng lagi, sebaiknya mundur dari jabatannya.

Jika pengelolaan keuangan tidak transparan, pada PON 2024 di Aceh-Sumut September mendatang, Jateng diprediksi bakal tetap bertengger di urutan ke-6.

''Saya menyarankan Pak Bona mundur dari jabatannya sebagai ketua umum, karena beliau telah gagal memimpin KONI. Banyak sekali masalah yang dikeluhkan oleh pengurus cabor, khususnya menggenai bantuan dana, pelaksanaan pelatda, dan program pembinaan menuju PON 20224,'' ungkap Alex.

Menurutnya, pada PON di Aceh-Sumut mendatang, Jateng bisa ''kepleset'' ke urutan ke-7 atau 8 jika KONI tidak serius menyelesaikan masalah yang dikeluhkan pengurus cabor.

''Target taekwondo di PON Aceh-Sumut nanti 10 medali emas, tapi dengan catatan KONI harus mengganti uang kami Rp 1,2 miliar yang digunakan untuk pelatda, persiapan Pra-PON dan pembelian peralatan,'' jelasnya.

Dia menambahkan, pihaknya tidak akan menggelar TC PON jika KONI Jateng tidak segera mengganti dana Rp 1,2 miliar.

''Saya dan pengprov TI sudah mengeluarkan banyak uang untuk pelatda taekwondo Jateng. Bahkan pada PON di Papua 2021 lalu, saya juga nombok Rp 400 jutaan, tapi KONI Jateng diam aja,'' ungkapnya.

Alex juga menyoroti dukungan dana pemerintah provinsi Jateng yang minim kepada pembinaan olahraga di Jateng. Salah satu bukti, pemprov Jateng hanya menggelontorkan dana Rp 85 miliar untuk KONI Jateng.

Padahal Jawa Barat, DKI dan Jatim rata-rata menggelontorkan dana sebesar Rp 300 miliar lebih.

''Kalau Jateng memang harus puas di ranking 6 besar PON, ya sudah kita tidak usah ngoyo atau kerja keras melakukan TC PON Aceh-Sumut 2024,'' tandasnya.

Hal senada dikatakan Ketua Harian Pengprov TI Jateng, Agus Soewito. Menurutnya, pihaknya menyayangkan KONI Jateng tidak bisa memenuhi kebutuhan pelatda dan TC atlet taekwondo PON Aceh-Sumut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat