unescoworldheritagesites.com

PSSI Jelang Macth Day FIFA, Menang-Kalah Vs Bangladesh - News

M Nigara (Ist)


Oleh M Nigara

: Rabu, 1 JUNI 2022, Tim nasional Bangladesh akan menguji kesiapan tim Garuda di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung sebelum terjun di penyisihan Pra Kualifikasi Asia, 2023, Kuwait. Indonesia berada di grup A bersama tuan rumah Kuwait, Yordania, dan Nepal.

Laga penyisihan yang akan digelar di stadion Jaber Al-Ahmad Internasional Stadium itu dimulai 8-15 Juni. Seperti kita ketahui, Kuwait pernah dua kali menjadi finalis dengan sekali runner up dan sekal juara 1976 serta 1980, Yordania juga pernah jadi ^runner up_.

Tim Garuda senior sendiri sejak 1956 dimulainya Kejuaraan Asia, baru empat kali lolos dari babak kualifikasi: 1996, 2000, 2004, dan 2007. Selebihnya, ya menyedihkan.

Skuad Garuda besutan Shin Tae-yong tergabung dalam Grup A bersama Kuwait, Yordania, dan Nepal. Pasti tidak mudah.

Kembali ke laga FIFA match day vs Bangladesh. Kita tentu berharap ada sesuatu yang bisa dicapai oleh pasukan STY ini. Apalagi saat ini tiga debutan Naturalisasi sudah siap: Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Elkaan Baggott. Ketiganya akan menambah jumlah pemain naturalisasi, dan mudah-mudahan memuluskan langkah kita.

Meski banyak pihak yang kurang setuju, bagi saya, tidak ada yang salah. Toh saat kita berjuang melawan penjajah Belanda dulu, ada banyak 'pejuang naturalisasi', satu di antaranya Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi; 8 Oktober 1879 – 28 Agustus 1950) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia. Dan, banyak negara termasuk Jerman, Inggris ,dan Prancis juga menggunakan.

Jadi, sepanjang naturalisasi itu bisa membantu, kenapa tidak? Meski demikian bukan berarti PSSI tidak mau melakukan pembinaan dengan baik dan benar. Dan, naturalisasi jangan jadi tujuan utama.

Kenangan

Saya ingin mengajak kita semua mundur ke tahun 1985. SEKITAR 90 000 pendukung tim nasional Garuda telah memadati stadion Utama Senayan, Jakarta. Herry Kiswanto, Rully Neere, Bambang Nurdiansyah, dan kawan-kawan akan kembali berlaga melawan Bangladesh, di babak penyisihan Sub-Grup 3 B, Pra Piala Dunia 1986, Meksiko.

Laga pertama melawan Thailand, kita menang. Sinyo Aliandoe, sang pelatih yakin betul di laga kedua ini kita akan kembali menang. Terus terang, tim besutan Oom Sinyo, begitu sapaan akrab sang pelatih, memang luar biasa.

Kombinasi senior dan yunior terjalin sangat baik. Biasanya, anak-anak yunior atau mereka yang baru pertama masuk dalam skuad tim nas, kurang disambut oleh para seniornya. Arogansi dan 'intimidasi' selalu saja terjadi. Akibatnya, mereka gagal mengembangkan kemampuannya.

Di tim PPD 1986 ini, sepanjang pengamatan saya, tidak terjadi. Peran Oom Sinyo dengan dua asistennya Salmon Nasution dan Bertje Matulapelwa, begitu luar biasa. Trio pelatih itu mampu menjembatani kesenjangan dengan baik.

Yang tak kalah luar biasanya peran duet chief de mission, Mayjen TNI (purn) Acub Zainal dan Oom Benny Mulyono. Keduanya tidak hanya berperan sebagai CDM dan manajer, tapi sebagai sahabat, orang tua, dan kakak. Sekali lagi, situasi seperti demikian dalam tim nasional kita, belum pernah saya lihat.

Dari 'rumah besar' PSSI, Marsekal Muda Kardono, mampu mengayomi tim secara utuh. Selain berpangkat bintang dua TNI-AU, Kardono juga menjabat sebagai Sekertaris Militer, Presiden Soeharto. Pada masa itu, ada seloroh yang berbunyi begini: "Kardono boleh bintangnya cuma dua, kecuali Jendral Benny Moerdani, Panglima ABRI, semua jendral takluk dengan Kardono!"

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat