unescoworldheritagesites.com

JK Ingin Klub-klub Liga 2 Sepaham dan Kompak - News

PSBS Biak (Ist)

: PSBS Biak telah menyatakan secara tegas tidak akan mengikuti Liga 2 Indonesia jika Kompetisi 2022-2023 dipaksakan setelah KLB nanti pada tanggal 24 Febuari 2023. Hal ini diungkapkan pihak klub dalam rilis medianya Rabu (25/1/2023).

Manager PSBS Biak, Jimmy Kapissa juga telah menyatakan secara tegas melalui surat yang diberikan ke PT LIB dan PSSI saat Owner Meeting Liga 2 Indonesia pada 24 Febuari 2023 lalu.

Pra yang akrab disapa JK ini pun berencana membubarkan klubnya karena telah berakhir masa kontrak musim liga 2 tahun 2022-2023 pada akhir Januari 2023.

Menurut JK alangkah indahnya jika para klub Liga 2 lebih mengedepankan kesepahaman untuk pembenahan dan kemajuan sepakbola di tanah air Indonesia kedepannya.

Baca Juga: Persewar Waropen Inginkan Liga 2 Tetap Dilanjutkan

"Tinggalkan ego pribadi, tendensi dan kepentingan lainnya demi kemajuan bersama. Kita tidak perlu memaksakan kehendak pribadi dengan melibatkan segala institusi jika hanya untuk mencari polularitas tanpa melihat dengan sesungguhnya bahwa masih ada hal yang lebih besar dari kemauan personal maupun kelompok," ujar JK, Kamis (26/1/2023)

"Hal mengenai tuding menuding tentang pembagian duit senilai Rp15 juta pun tidak perlu kita perbicangkan jika nantinya bernuansa mendiskreditkan sesama owner's klub. Masa ada pimpinan tinggi klub yang mau menerima uang senilai itu," kata JK

JK lantas mengajak berpikir bijak dalam mewartakan berita yang tidak hanya mempublish kepentingan pribadi, tetapi lebih dari itu adalah bagaimana mau menggunakan hak, kewajiban dan juga kewenangan yang dimiliki oleh semua stakeholder untuk menjembatani kepentingan sesama klub sepakbola Indonesia untuk lebih baik.

Baca Juga: Manager PSBS Biak Jimmy Kapissa Minta PT LIB dan PSSI Konsisten

"Kita jangan lupa bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 pada bulan Mei 2023 yang tinggal berapa saat lagi, kita semua bekewajiban untuk mensukseskan momen internasional dan istimewa ini," ujar JK.

Terkait Instruksi Presiden Jokowi pasca tragedi Kanjuruhan JK pun menyampaikan seyogianya semua saling mengaca dan sama-sama menata diri untuk menanggalkan ego dan kembali menyelami apa yang sudah menjadi instruksi Bapak Presiden untuk pembenahan seluruh sarana infrastruktur maupun Standard Operasional dan Prosedur (SOP) dalam tata laksana liga sepakbola di Indonesia ke depannya lebih baik.

Tentunya harapan besar itulah yang menjadi perhatian bersama tanpa memaksakan kepentingan individu dan kelompok. Sampai saat ini belum semua stadion memenuhi syarat. "Kita ingin melihat sejauh mana komitmen Bapak Jokowi, Kementrian PUPR dan Kementrian Pemuda dan Olah Raga serta Para Wakil Rakyat kita di DPR. Hampir sebagian besar Owner Klub hingga saat ini terkena wabah yang sama yakni keterbatasan dalam memberikan gaji dan hal-hal lainnya kepada para atlit dan officialnya," ujarnya.

Untuk membiayai dan membesarkan klub saja masih banyak yang klub mengeluh karena tidak semua wilayah memiki sarana maupun sponsor yang memadai. "Saya pikir apa yang saya sampaikan ini adalah representatif dari semua perasaan yang baik dari rekan-rekan klub lainnya yang punya peduli untuk kemajuan sepakbola di tanah air," ujar Manager PSBS Biak ini.

"Kepada yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo bersama jajaran Kementrian terkait harapan, saya selaku Manager PSBS ingin menyuarakan hal terkait tentang kerinduan sejumlah klub yang menginginkan intervensi Bapak Presiden tentang adanya intervensi regulasi tentang pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara untuk menopang pembiayaan Klub liga 1 dan klub liga 2, agar benar-benar ada pemerataan dalam pembinaan atlit sepakbola secara profesional bagi Indonesia.

Dikatakannya bahwa Atlit Sepakbola juga adalah Aset Negara yang perlu diperhatikan dengan serius, Atlit dan Pemain Bola bukan alat politik yang harus dikorbankan atau dijadikan alat popularitas, jangan ditinggalkan hingga terkesan dianaktirikan.
Masyarakat Indonesia pun harus tahu bahwa liga1 dan liga 2 Indonesia tidak memiliki topangan vinansial maupun sponsor yang sama, hal ini kemudian akan berdampak pada praktek-praktek lainnya yang bisa mengarah pada judi dan mavia bola apabila tidak ada perhatian yang serius dari pemerintah pusat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat