unescoworldheritagesites.com

Festival 7 Sungai Mengangkat Kearifan Lokal Potensi Wisata Subang - News

SUBANG: Desa Wisata Cibuluh memiliki potensi wisata alam yang memikat, dari mulai alam pegunungan, air terjun hingga muara sungai dari 7 aliran sungai.

Untuk menarik minat wisatawan sekaligus mensyukuri alam yang diberikan Tuhan YME, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Cibuluh, Kec Tanjung Siang menggelar atraksi wisata Festival 7 Sungai, yang berlangsung Sabtu (18/12/2021) dan Minggu (19/12/2021).

Tahun ini menjadi tahun ke 6 penyelenggaraan Festival 7 Sungai. Festival ini merupakan atraksi wisata yang menarik diambil dari budaya masyarakat setempat dalam mencari nafkah, seperti bertani dan mencari ikan. 

Dalam rangkaian Festival 7 Sungai ditampilkan berbagai kesenian dan budaya untuk menarik wisatawan. Diantara yang menarik dari rangkaian Festival 7 Sungai adalah bagaimana cara masyarakat setempat dalam menangkap ikan. Dipusatkan di sungai Cipunegara acara Festival ini berlangsung seru, meriah namun juga tetap hidmat.

"Di acara ini wisatawan diperkenalkan dengan budaya sungai, budaya bercocok tanam, budaya kesenian, dan permainan tradisional yang biasa dilakukan oleh masyarakat desa. Kali ini wisatawan disuguhkan dengan atraksi menangkap ikan," ujar Mang Udan, Kordinator Pokdarwis Kec Tanjung Siang, Subang.

Menurut Mang Udan, sebenarnya ada banyak alat dan cara dalam menangkap ikan di masyarakat desa Cibuluh. Pada Festival 7 Sungai ini ditampilkan 2 cara menangkap ikan, yakni ngecrek dan ngeprok. 

Ngecrek adalah dengan cara melempar-lempar jaring ikan sementara ngeprok memukul-mukul air sungai dengan bambu agar ikan berkumpul dan lari kedalam perangkap yang terbuat dari bambu atau disebut bubu.

Menurut Mang Udan, Festival 7 Sungai juga digelar untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan. "Dengan festival ini kami berharap akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjaga sungai kita agar tidak kotor dan tercemar, tidak ada sampah maupun limbah," ujar Mang Udan.

Sementara Bambang Subarnas dari Bale Budaya Bandung, yang juga penggagasan Festival 7 Sungai ini mengatakan pandemi yang mewabah sejak Maret 2020 di Indonesia, telah mempengaruhi seluruh aspek 
kehidupan. Desa Wisata Cibuluh juga merupakan salah satu desa terdampak. Sektor pariwisata Desa 
Cibuluh yang dibangun sejak 7 tahun lalu, mengalami kelesuan. 

"Festival 7 Sungai yang ke 6 (enam) pada tahun 2021 ini masih dalam suasana pandemi covid-19. Warga desa 
tetap berhidmat melaksanakan event bersama sesama warga, karena 7 sungai yang mengalir di tubuh 
desa, adalah urat nadi kehidupan selama beratus atau beribu tahun: mengaliri sawah, menyuburkan 
ladang, membersihkan kotoran, bahkan tempat melarung bali ari-ari yang dilahirkan seorang ibu. Karenanya festival ini adalah bentuk syukur kepd Tuhan Yang Maha Esa," kata Bambang.

Festival 7 Sungai yang ke 6 mengambil tema “Caikiwari” (sunda: yang bermakna harfiah air pada 
masa kini). Tema ini dicetuskan melalui musyawarah tetua dan perwakilan warga desa sebagai upaya untuk melihat kenyataan air sungai dalam konteks masa kini. 

"Sungai 
sebagai slah satu sumber daya alam yang sangat vital ini, tak bisa dipungkiri tengah terancam oleh 
ekploitasi, baik untuk pemanfaatan jangka panjang maupun pemanfaatan jangka pendek," kata Bambang.

Menurut Bambang air yang surut 
tajam di musim kemarau, banjir berlumpur di musim hujan, atau ribuan ikan natif yang mengambang mati 
karena limbah beracun, adalah tanda yang terlihat nyata adanya ekploitasi sungai. 

"Festival 7 Sungai ini saya gagas pada akhir th 2015, sebagai bagian dari program pengembangan Desa Cibuluh menjadi Desa Wisata. Ini merupakan event promosi sekaligus miles stone evaluasi tentang 
pencapaian warga desa," kata Bambang. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat