unescoworldheritagesites.com

Film Kartu Pos Wini, Harapan dan Doa Tak Boleh Padam - News

Salah satu adegan film Kartu Pos Wini (Ist)

: Film Kartu Pos Wini (KPW): Surat Beralamat Surga siap tayang di bioskop pada 6 April 2023. Film ini menggugah orang agar tak putus harapan. Terutama pada penderita kanker.

Ya, film ini memang berkisah tentang seorang anak penderita kanker. Ada edukasi dan pesan moral dalam film ini, seperti bagaimana kita hidup antar sesama, saling bantu, saling menguatkan. Dan satu lagi yang penting yakni harapan yang tidak boleh padam.

"Film ini merupakan kolaborasi kami dengan PT Pos Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Kita harapkan film ini bisa memberi pencerahan bagi masyarakat dan bisa memberi inspirasi kita semua bahwa kita hidup untuk saling bantu, saling menguatkan terutama untuk para penderita kanker," ujar Aris Muda, produser film Kartu Pos Wini saat ditemui di Plaza Senayan, Sabtu (1/4/2023).

Baca Juga: Ternyata Ada Perbedaan Antara Metode keilmuan, Pendekatan dan Teknik.

"Cerita diangkat dari novel digital, anak menderita kanker. Banyak cerita tentang kanker, dramatiknya disitu. Ada develop cerita yang jadi film problematik dan complicated. Kita riset kalau film terdiagnosis kanker naik, klimaks sisi asmaranya seperti apa," kata Aris Muda.

Proses produksi film Kartu Pos Wini telah dimulai sejak 2021. Pos Indonesia memberi penekanan khusus dalam pembuatan film ini secara keseluruhan, yaitu semacam call to action untuk memberikan dukungan kepada Yayasan Kanker Indonesia (YKI) melalui donasi bagi penderita dan keluarga penderita kanker.

Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi film ini menjadi salah satu upaya PT Pos Indonesia (Persero) memenangkan hati kaum muda dan milenial agar kembali lebih dekat dengan Pos.

Baca Juga: BPH Migas Ajak Masyarakat Ikut Awasi Distribusi BBM Bersubsidi

“Kami ingin menggugah, memenangkan hati masyarakat agar kembali ingat dengan Pos Indonesia. Caranya adalah dengan pendekatan budaya. Kebetulan sekali ada sutradara menawarkan kerja sama dengan Pos Indonesia untuk membuat film. Film ini banyak mengambil setting di Kantor Pos dan pemilihan temanya yang dekat dengan masyarakat,” kata Faizal.

“Idenya sejak 2021, filmnya mulai dibuat tahun 2022. Di situ kita berkolaborasi, memberikan feedback agar film lebih realistis yang terkait dengan layanan Pos Indonesia. Awalnya begitu, tapi lama-lama Pos Indonesia ingin berkontribusi dengan YKI memberikan sumbangsih, mengajak masyarakat luas berkontribusi mendonasikan sebagian rezeki terutama di bulan Ramadan ini, untuk membantu penderita kanker. Membantu tidak hanya penderitanya, namun juga keluarganya karena sangat berpengaruh dari segi ekonomi,” tutur Faizal.

Seluruh hasil dari pemutaran film maupun penjualan suvenir akan didonasikan untuk YKI. “Seluruh hasil dari film akan didonasikan melalui YKI. Kami juga mengajak komunitas seperti Pertiwi untuk berdonasi juga,” kata Faizal.

Keterlibatan Pos Indonesia dalam film KPW ini juga merupakan bentuk nyata dukungan pada kebangkitan industri kreatif tanah air.

“Kami mendukung kebangkitan film Indonesia karena bagian dari industri kreatif. Pos Indonesia juga ingin memenangkan hati milenial dengan kreativitas dan hal-hal baru. Kepada seluruh masyarakat, mari kita dukung program YKI karena tujuannya sangat mulia yaitu membantu penderita kanker dan keluarganya. Tonton film ini dan lakukan donasi. Tulislah kartu pos untuk Tuhan yang berisi pesan-pesan doa untuk penderita kanker,” kata Faizal berpesan.

Ketua Umum YKI Prof Aru Wisaksono Sudoyo menyambut baik kolaborasi Pos Indonesia pada film ini. Sebab, film ini dapat menjadi media menyosialisasikan seputar kanker kepada masyarakat sekaligus mendorong masyarakat membantu penderita kanker.

“Saya terharu akan sukses film ini. Film ini merupakan awal kolaborasi YKI dengan BUMN. Terima kasih kepada Pos Indonesia karena YKI sebetulnya misi kami tidak mengadakan pengobatan canggih, tapi membantu masyarakat mendeteksi dini kanker agar pengobatannya bisa segera dilakukan dan tidak terasa mahal,” kata Aru.

Sang professor menambahkan, penderita kanker sangat memerlukan bantuan baik moril maupun materil. Bahkan tidak hanya penderitanya saja, keluarga pasien juga memerlukan dukungan.

“Kami memang tidak mendapatkan dana dari pemerintah, tapi kami menggandeng pemerintah dalam melaksanakan program-program kami. Kami bekerja sama dengan masyarakat. Di Indonesia, mungkin di negara lain juga, yang sakit itu bukan hanya pasiennya namun juga seluruh keluarga, membutuhkan pengertian, dukungan moril dan materil,” kata Prof Aru.

Atas upaya yang dilakukan Pos Indonesia menggerakkan donasi bagi penderita kanker melalui YKI, Prof Aru memberikan apresiasi.

“Kami berterima kasih atas upaya PT Pos Indonesia dalam menggerakkan fund raising campaign,” ucapnya.

Para pemeran film KPW tak ketinggalan turut bangga dan senang terlibat di film yang bernuansa Pos Indonesia ini.

Ruth Dewayani yang diperankan Denira Wiraguna mengaku bangga dilibatkan di Film ini. Film Kartu Pos Wini menurut Denira, selain menghibur juga memberi harapan doa, semangat karena film ini dibuat untuk teman-teman pernah mengalami penyakit kanker, penyintas, keluarga atau sekarang yang sedang mengidap penyakit kanker.

“Pesan moralnya pasti kita memberikan harapan, doa, semangat juga, film ini menurut aku bukan cuma menghibur aja tapi menurut aku memberikan harapan, memberikan semangat karena film ini dibuat mungkin untuk teman-teman yang pernah menderita kanker, leukimia, penyintas, atau bahkan sedang mengalami. Atau bahkan sekarang yang sedang menjadi care giver yang menyemangati seorang pengidap penyakit kanker. Jadi aku harap ya untuk harapan juga gitu," kata Denira.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat