unescoworldheritagesites.com

Yuk Tengok, Rumah Kuno Yang Dibuat Tahun 1700-an Di Kampung Batik Laweyan Solo - News

Rumah kuno yang merupakan rumah tertua di Kampung Batik Laweyan Solo, masih dipertahankan sampai saat ini  (Endang Kusumastuti)

 

: Kampung Batik Laweyan,Solo, Jawa Tengah, menyimpan banyak hal menarik. Kampung Laweyan merupakan salah satu kamung tertua di Kota Solo, jadi tidak heran jika di sana masih banyak ditemukan rumah-rumah kuno.

Salah satunya adalah rumah tertua di Kampung Batik Laweyan yang diperkirakan dibangun tahun 1758. Rumah bergaya joglo khas bangunan Jawa tersebut sampai saat ini masih berdiri, bahkan masih dihuni oleh keturunan pemilik rumah tersebut.

Rumah kuno tersebut bisa dijumpai di Kampung Sayangan, RT 01 RW 02, Laweyan, Solo. Rumah kuno tersebut tidak berada di gang utama di dalam Kampung Batik Laweyan, sehingga tidak banyak orang yang melintas bisa mengetahui keberadaannya.

Ada papan kecil yang bertuliskan Omah Lawas yang ditempelkan di tembok menuju gang tersebut. Secara sekilas dari depan, rumah tersebut sudah menunjukkan bahwa bangunan tersebut adalah rumah kuno. Rumah tersebut awalnya merupakan milik dari Martodinaman.

Baca Juga: Gandeng Kampung Wisata, Hotel Solia Zigna Solo Luncurkan Dolan Kampung Batik Laweyan

"Di dalam rumah ada semacam prasasti atau penanda terbuat dari kayu bergambar gajah naik bulan sabit. Di bawahnya ada tulisan huruf Jawa, ada angkanya juga 1758," jelas salah satu keturunan Martodinomo, Dewi Waraswati (61), Jumat (18/3/2022).

Menurut Dewi, berdasarkan cerita dari kakeknya, Kampung Sayangan dulu dikenal sebagai kampung pembuat barang-barang dari tembaga. Tetapi seiring berjalannya waktu, beralih dengan membuat cetakan untuk cap batik.

Rumah lawas tersebut sampai saat ini belum pernah direnovasi, bahkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak diperbolehkan untuk dirobohkan karena termasuk bangunan cagar budaya. 

Bagian dalam dari rumah kuno di Kampung Batik Laweyan Solo
Bagian dalam dari rumah kuno di Kampung Batik Laweyan Solo (Endang Kusumastuti)

Oleh pemilik rumah sampai saat ini rumah tersebut masih dipertahankan. Sama seperti bangunan Jawa kuno lainnya, di bangunan tersebut juga dibagi menjadi beberapa bagian.

Ada pendopo, gandok (bangunan yang menempel di bagian kiri dan kanan ruang utama),  omah  (bagian utama rumah),  serta  sethong  (bagian dapur atau kamar tidur dari rumah Joglo). 

"Kayu-kayu yang digunakan kayu jati semuanya. Dindingnya masih asli menggunakan papan yang terbuat dari kayu jati. Kayunya juga kayu utuhan jadi masih terlihat serat-seratnya tidak dihaluskan seperti bangunan modern," jelasnya.

Uniknya lagi, bangunan tersebut tidak menggunakan paku, untuk menyatukan antara kayu satu dengan yang lain menggunakan kayu kecil yang fungsinya sama dengan paku.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat