unescoworldheritagesites.com

Pengantin Berujung Pendarahan Malam Pertama, Ini Penyebabnya - News

Ilustrasi



: Kisah malam pertama pasangan  penganten  seorang perempuan alami pendarahan hingga transfusi darah berakhir  viral di media sosial.

Di TikTok, pemilik akun @nurulapryni104  mengisahkan.

Bahwa ia sampai harus transfusi darah setelah perdarahan malam pertama.

Viral perdarahan malam pertama ini pun menuai tanya. Apa perdarahan hebat seperti ini berisiko dialami kaum Hawa di malam pertama?

Baca Juga: Pejabat Senior Indonesia Berkunjung Ke Israel Akan Bertemu Presiden Isaac Hetzog

Spesialis kebidanan-konsultan fertilitas, Boy Abidin,  menjelaskan semua hubungan intim memiliki risiko perdarahan.

Tidak hanya malam pertama alias hubungan intim untuk pertama kali. Namun dalam kasus yang viral belakangan, Boy berkata perdarahan sedemikian hebat sampai harus transfusi darah tidak disebabkan selaput dara robek.

"Selaput dara itu tipis, dia anatomi sirkulasi pembuluh darah enggak besar, [hanya] pembuluh darah perifer, [pembuluh darah] tepi, kecil-kecil. [Kalau robek] enggak sampai berdarah ekstrem," jelas Boy saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (20/9).

Baca Juga: Bjorka - Akan Ada Kejutan dalam Waktu Dekat

Kemudian, jika perdarahan dilihat dari hubungan intim secara umum, ada empat penyebab sebagai berikut.

1. Vagina kurang rileks
Kondisi vagina yang kurang rileks, kurang elastis memperbesar risiko perdarahan. Boy mengatakan kondisi vagina kurang rileks bisa dialami siapapun bahkan ibu yang sudah memiliki anak.

"Ada kekakuan dinding vagina, dia belum siap penetrasi. Maka dilakukan foreplay dulu supaya dinding vagina siap penetrasi," imbuhnya.

2. Penetrasi terlalu 'kasar'
Kadang perdarahan terjadi akibat penetrasi yang terlalu 'kasar'. Dia bercerita ada pasien datang dalam kondisi perdarahan hebat. Setelah diperiksa, ternyata ada robekan pada forniks.
"Forniks itu lipatan vagina bagian dalam, antara dinding vagina dan leher rahim. Di situ ada area tertentu memiliki pembuluh darah besar. Saat terjadi kerusakan, robekan, luka, perdarahannya bisa sangat aktif," jelasnya.

Perdarahan bisa begitu deras dan kalau tidak segera ditangani akibatnya bisa fatal.


3. Penggunaan alat bantu seksual yang tidak tepat
Penggunaan alat bantu bisa mendatangkan kenikmatan atau petaka. Alat bantu seksual bisa jadi melukai akibat tekstur atau ukurannya. Oleh karenanya sangat penting untuk memilih alat bantu seksual yang tepat dan sesuai kondisi tubuh.

4. Penetrasi anal Seks anal memang tidak untuk semua orang dan sangat berisiko. Tidak hanya berisiko membawa kuman dari anus ke alat kelamin, tetapi juga luka hingga perdarahan.

"Salah penetrasi ke anus [bisa menimbulkan perdarahan]. Penetrasi terlalu dipaksakan, [timbul] robekan di area dinding anus," imbuh Boy.

Baca Juga: Presiden Soeharto Bersihkan Indonesia dari Ajaran Komunis, Rakyat Bangga

Dia pun menyarankan agar hubungan intim selalu diawali dengan foreplay yang cukup. Perempuan perlu kesiapan psikis dan fisik di mana organ vagina terlubrikasi sempurna. Saat otot vagina lentur, risiko robek dan perdarahan bisa dihindari.

Akan tetapi, ada saja yang menganggap bahwa malam pertama harus terjadi perdarahan. Boy mengatakan anggapan ini tidak benar.

"[Selaput dara] itu sangat elastis. Hubungan malam pertama tidak berdarah berarti tidak perawan? Karena selaput dara itu sangat elastis, ada perempuan yang tidak berdarah, ada yang berdarah," katanya.

Baca Juga: Asmara Wilona - Varell  dan  Profil Keduanya

Dengan demikian disimpulkan bahwa pendarahan itu bukanya hanya penganten di malam pertama saja.

Hal itu bisa terjadi pada wanita beranak. Karena soal  pendarahan menurut ahli terjadi karena beberapa hal terebut  di atas. ***

Sumber: Istimewa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat