SUARAKAYA.ID: Untuk mencegah stunting sejak dalam kandungan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy minta agarpenggunaan USG segera dioptimalkan.
Untuk itulah, guna mencegah stunting, Menko PMK minta seluruh puskesmas yang ada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), untuk segera melengkapi USG dan Antropometri.
Sehingga, upaya pencegahan stunting yang dilakukan dapat berjalan secara maksimal. Hal itu dikemukakan, saat melanjutkan penyisirannya 'Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (16/3/2023).
Baca Juga: Sisir Permasalahan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Lambat Turun Tantangan bagi Sulawesi Selatan
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Provinsi Kalimantan Timur mengalami peningkatan. Yakni pada tahun 2022 sebanyak 1,1 persen dari tahun 2021. Dimana pada tahun 2022, prevalensi stunting di provinsi ini mencapai angka 23,9 persen, berada di atas rata-rata nasional.
Angka itu menempatkan Provinsi Kalimantan Timur berada di urutan ke-16 secara nasional.
"Mohon puskesmas yang memiliki kekurangan USG dan Antropometri, agar segera diajukan ke Kemenkes. Semoga pada beberapa minggu ke depan semua puskesmas sudah 100 persen memiliki kelengkapan yang memadai," tutur Menko PMK.
Dia juga mohon agar fungsi USG lebih dioptimalkan untuk ibu hamil. Kalau bisa diketahui sejak dalam kandungan, upaya pencegahan stunting dapat dilakukan lebih dini.
Sementara, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi menyatakan, kenaikan prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Timur disebabkan, belum sinkronnya perencanaan program percepatan penurunan stunting di pusat dan daerah.
"Kami melihat tidak semua posyandu mempunyai alat ukur Antropometri. Lebih dari itu, kebutuhan akan air minum yang layak, air bersih, dan sanitasi yang baik juga belum sepenuhnya terpenuhi di sejumlah daerah," terang Hadi.***