unescoworldheritagesites.com

BKKBN Gelar Kelas Tim Pendamping Keluarga Handal, Berempati, dan Bersahabat (TPK Hebat) - News

Kelas Tim Pendamping Keluarga

 
 
: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Kelas Tim Pendamping Keluarga yang Handal, Berempati, dan Bersahabat (TPK Hebat) Seri I Tahun 2023, hybrid, Rabu (14/6/2023).
 
Dalam laporannya Deputi Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga BKKBN  Nopian Andusti SE MT menyampaikan, melalui kegiatan Kelas Pendamping Keluarga ini, diharapkan dapat menghasilkan beberapa keluaran. 
 
Yaitu meningkatnya kualitas capaian dan kualitas pendampingan Calon Pengantin/ Calon Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Pascapersalinan dan Baduta/Balita, meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Dalam melakukan pelayanan KIE, fasilitasi pelayanan rujukan dan bantuan sosial kelompok sasaran. 
 
 
"Percepatan penurunan stunting yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 dan RAN PASTI 2021-2024,  dilakukan salah satunya melalui pendekatan berbasis keluarga berisiko stunting," tuturnya. 
 
Yang menjangkau kelompok sasaran, yakni remaja, calon pengantin (catin)/ calon Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil, ibu pasca persalinan dan menyusui, serta anak 0-59 bulan. 
 
Di bagian lain, Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) mengatakan, pendampingan keluarga berisiko stunting ini dilakukan oleh TPK. Yang terdiri dari unsur Bidan/tenaga Kesehatan, Kader Tim Penggerak PKK, serta Kader KB. 
 
 
TPK, lanjutnya, berperan penting dalam memberikan KIE/ Penyuluhan, fasilitasi layanan rujukan kesehatan dan fasilitasi layanan bantuan sosial, kepada sasaran keluarga mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu pascapersalinan dan anak usia 0-59 bulan. 
 
“Diharapkan melalui 6 seri Kelas TPK Hebat yang akan membahas isu-isu terkait pendampingan keluarga, teknis pengisian elsimil, tatalaksana dalam pendampingan keluarga, fasilitasi layanan rujukan dan bantuan sosial serta teknis KIE efektif dan efisien," tutur Hasto. 
 
Bersama pakar dan pemangku kebijakan tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan TPK.
 
 
Dalam memberikan pelayanan KIE di pendampingan keluarga; juga dapat meningkatkan cakupan dan kualitas pendampingan bagi catin/ Calon PUS, Ibu Hamil, Ibu Pascapersalinan, serta Baduta/ Balita oleh TPK Hebat melalui kerja  keras, kerja cerdas, serta kolaboratif. 
 
"Lalu, target 2014 yang sudah dituangkan dalam BPJS 2020-2024, kita ditargetkan 14 persen di tahun 2018. Saat ini, kita masih berada di angka 21,6 persen. Jadi ini sudah cukup baik sebenarnya, kalau kita melihat dari apa namanya trend penurunan. Dalam hal ini sejak 2018 kita sudah bisa menurunkan sekitar 9,2 persen dari 30,8 persen di tahun 2018 menjadi 21,6 persen di Tahun 2022" papar nya
 
ini jauh lebih baik sebetulnya dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dalam periode 2013 - 2018 kita bisa menurunkan dalam 5 tahun hanya 6,4 persen. Jadi ini sebetulnya merupakan peningkatan sekitar satu setengah kali lipat. 
 
 
Di tahun 2018, di tingkat daerah melalui TPS yang dikoordinasikan masing-masing pemerintah daerah, sampai dengan tingkat desa. Jadi memang masih ada beberapa provinsi, yang mengalami peningkatan, seperti  di Papua Barat.
 
Yang perlu perhatian juga di sebelah barat NTB dan Sulawesi Utara yang masih memerlukan upaya untuk menurunkan.
 
Sementara, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden Dr Ir Suprayoga Hadi MSP menjelaskan, tim pendamping keluarga berjumlah 593.137 orang di seluruh Indonesia. Terdiri dari berdasarkan pembukaan keluarga Tahun 2022.
 
 
PPK telah melakukan pendampingan kepada 5,7 juta keluarga berisiko stunting. Langkah tersebut meliputi penyuluhan fasilitasi pelayanan rujukan, fasilitasi bantuan sosial, serta survei. Untuk mendeteksi diri faktor risiko stunting.***
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat