unescoworldheritagesites.com

Pabrik Baru Polyethylene Chandra Asri Hemat Devisa Rp 8 Triliun - News

Presiden Joko Widodo didampingi Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, Prajogo Pangestu (kedua kiri) dan Presdir Chandra Asri, Erwin Ciputra (kanan) meresmikan Pabrik Baru Polyethylene PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten, Jumat (6/12).

CILEGON: Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mnyebutkan pabrik baru polyethylene PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon berpotensi menghemat devisa hingga Rp8 triliun dan berpeluang menciptakan lapangan kerja baru di industri plastik hilir sebanyak 17.500-25.000 orang.

Pabrik baru senilai USD380 juta ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

“Industri kimia dikategorikan sebagai mother of industry, karena mampu menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku oleh banyak sektor manufaktur lainnya, seperti industri kemasan, tekstil, alat rumah tangga, hingga komponen otomotif dan elektronika,” katanya pada Peresmian Pabrik Baru Polyethylene PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten, Jumat (6/12).

Dengan beroperasinya pabrik tersebut dapat menekan impor yang membebani neraca perdagangan Indonesia. Produk polyethylene umumnya digunakan untuk bahan baku pendukung infrastruktur, pipa air, kabel listrik, kemasan makanan, peralatan rumah tangga dan lainya.

Pabrik baru polyethylene ini akan beroperasi komersial Desember 2019 dengan kapasitas sebesar 400 ribu ton per tahun, sehingga akan menjadikan total kapasitas sebesar 736 ribu ton per tahun.

“Dengan berdirinya pabrik baru polyethylene ini, kita patut berharap bahwa Indonesia akan mampu mensubstitusi impor produk polyethylene dengan volume sebanyak 400 ribu ton per tahun. Hal ini juga akan berpotensi menghemat devisa hingga mencapai Rp8 triliun dan berpeluang menciptakan lapangan kerja baru di industri plastik hilir sebanyak 17.500-25.000 orang,” paparnya.

Menperin menyebutkan, kebutuhan domestik saat ini terhadap polyethylene mencapai 1,6 juta ton per tahun. Sedangkan, Indonesia baru memiliki pabrik polyethylene eksisting dengan kapasitas total sebesar 780 ribu ton per tahun.

Selama ini, industri kimia dinilai mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari nilai ekspor bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mencapai USD8,79 miliar pada tahun 2018, dengan total investasi di sektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar Rp26,2 triliun.

Dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional, pemerintah telah melakukan upaya-upaya strategis, antara lain dengan melakukan pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri, serta optimalisasi pemanfaatan pasar dalam negeri dan pasar ekspor.

Selain itu, penerapan Program Peningkatan Produksi Dalam Negeri (P3DN), serta pemberian insentif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday. “Terkait insentif fiskal, pemerintah juga telah menerbitkan PMK No. 128 Tahun 2019 yang memberikan peluang bagi industri untuk mendapat pengurangan pajak hingga 200%,” ujarnya. 

Insentif tersebut akan diberikan kepada industri yang berupaya memberikan fasilitas penyelenggaraan kegiatan praktik kerja dalam rangka pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu. Salah satu wujud nyata upaya ini adalah kegiatan vokasi industri. ***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat