: Sekretaris Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD DKI Jakarta, DR. H Syarif, MSi mendesak kontraktor pembangunan turap Waduk Rawabambon, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, bekerja keras segera menyelesaikan proyek tersebut.
Sebab, berdasarkan informasi dari BMKG ( Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika) bahwa mulai akhir Oktober 2023 nanti sudah datang musim hujan.
Jangan sampai pada saat musim hujan pekerjaan turap belum selesai, sehingga bermasalah bagi warga sekitarnya.
Baca Juga: Respon Cuitan Fadli Zon, Jokowi Ke Sintang Bangun Tanggul Pengendali Banjir
Hal itu dikatakan Syarif saat meninjau proyek tersebut bersama sejumlah wartawan dari media cetak dan elektronik, Sabtu (30/9/2023).
Kedatangan politisi Gerindra ini untuk menggebrak pelaksana proyek agar segera menyelesaikan pekerjaan turap yang molor dari target.
Proyek pembuatan turap sepanjang 68 meter dengan ketinggian 3,5 meter, yang mulai dikerjakan sejak awal Juli lalu mestinya sudah selesai pada tanggal 19 Agustus 2023.
Baca Juga: Mantan Anggota DPRD DKI ini Surati Satgas Mafia Tanah Ini Alasannya
"Tapi ternyata hingga saat ini pekerjaan tak kunjung selesai, sebagian dinding waduk masih terbuka karena belum dikerjakan. Molornya proyek yang dilaksanakan CV Qiuta Samudera Berkah di bawah pengawasan PT Sembilan Bintang, membuat ribuan warga setempat was-was karena jika memasuki musim hujan, air waduk sering meluap ke permukiman," kata Syarif di lokasi proyek Jl Rawabambon, RT 10 RW 04 Kelapa Dua Wetan.
Syarif minta kepada Sudin SDA Jakarta Timur untuk menguber perusahaan rekanan segera menyelesaikan kewajibannya.
![Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta DR. Syarif, MSI melihat gambar proyek pembangunan turap waduk Rawababon, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur,Sabtu (30/9/2023).](https://assets.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x0/webp/photo/p1/260/2023/09/30/IMG-20230930-WA0049-197796233.jpg)
.Baca Juga: Penanganan Banjir Jakarta, Sugiyanto Sarankan Pj Gubernur Heru Budi Ganti Pejabat Terkait yang Tidak Mampu
"Pelaksana proyek punya beberapa pekerjaan di sini. Semuanya harus segera tuntas," kata Syarif yang juga meninjau sejumlah proyek lainnya, seperti pembuatan turap Saluran Penghubung Jabin, Vini Vidi Visi, maupun proyek mubazir pintu air Waduk Rawabambon.
Syarif menjelaskan pintu air tersebut awalnya dibangun tahun 1984 lalu direvitalisasi tahun 2015.
"Namun sejak dibangun hingga saat ini, pintu air belum bisa difungsikan karena terkendala lahan warga yang belum dibebaskan.
Baca Juga: Terobosan Dalam Sistem Kendali Banjir Jakarta
"Mustinya lahan warga yang dapat menghubungkan ke arah saluran air segera dibebaskan sehingga air saluran bisa menuju waduk dan tidak lagi meluber ke perkampungan," ucap Syarif sambil meminta kepada petugas SDA Jaktim Grahito Usodo untuk menganggarkan proyek tersebut.
"Semua kegiatan ini untuk mengatasi banjir di kawasan Rawabambon, Ceger, dan sekitarnya," ucap Syarif didampingi para relawan binaannya.
Grahito menjelaskan bahwa proyek pembangunan turap Rawabambon pada tahap ini cuma mencapai panjang 68,5 meter dengan ketinggian 3,5 meter.
"Adapun nilai proyeknya sebesar Rp 332 juta yang mestinya tuntas dikerjakan selama 45 hari kerja. Namun berhubung alasan dari pemborong bahwa di dalam area waduk sedang terdapat kasus sengketa lahan, maka hal itu menjadi kendala pada saat pengerjaan," kata Grahito.
Baca Juga: Sodetan Kali Ciliwung ke KBT Diprediksi Kelar April, Jokowi Pastikan Banjir Jakarta Berkurang
Namun Syarif menegaskan, meskipun lahan waduk terjadi sengketa dengan warga, namun secara eksisting pekerjaan revitalisasi waduk tetap bisa berjalan dengan normal.
"Sebab secara eksisting waduk ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Adapun yang dikerjakan pada proyek ini adalah upaya antisipasi banjir. Jadi, harus diselesaikan sesuai target," tutur Syarif. ***