: Semangat masyarakat Indonesia melaksanakan ibadah kurban dari tahun ke tahun terus meningkat.
Pada tahun 1444 hijriah ini, Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas) mentargetkan lebih kurang 5 jutaan hewan kurban setera domba/kambing. Nilai rupiahnya mencapai Rp15 triliun lebih secara nasional yang dapat dikumpulkan oleh Baznas RI, Baznas Provinsi dan Baznas Kabupaten/ Kota.
"Kami berkeyakinan kuat, pengumpulan hewan kurban tahun ini meningkat 30 persen lebih. Tahun 1443 hijriah atau tahun 2022, secara nasional pengumpulan hewan kurban mencapai nilai Rp10,5 triliun atau setera 5,5 juta ekor kambing. Alasan kenaikan 30 persen itu karena mulai tahun ini hewan Dam ( denda) petugas haji Indonesia lebih kurang 5000 orang akan kita distribusikan ke daerah-daerah terpencil, di wilayah perbatasan Indonesia," ujar Ketua Baznas RI KH Noor Achmad kepada wartawan usai Talkshow Semarak Kurban Baznas di Plaza Barat Daya Silang Monas, Minggu pagi (18/6/2023).
Baca Juga: Masyarakat Dimudahkan Ibadah Melalui Kurban Baznas
Selain itu, ekonomi masyarakat telah normal, tumbuh dengan baik pasca pandemi Covid-19.
Turut menjadi pembicara dalam Talkshow Semarak Kurban Baznas adalah Wakil Ketua Baznas Dr Zainulbahar Noor, Mohkamad Mahdum, Pimpinan Baznas Bidang Pengumpulan Rizaludin Kurniawan.
Lebih lanjut Noor menambahkan, update terbaru, hingga Minggu (18/6/2023) pengumpulan hewan kurban yang disampaikan mudhohi ( sebutan masyarakat yang menunaikan kurban) melalui Baznas RI sudah mencapai 2 ribu hewan kurban, setara dengan kambing.
Baca Juga: Talkshow Berkah Zakat, Target Baznas Tak Terbatas di Ramadhan 1444 Hijriah
"Kita targetkan pengumpulan hewan kurban di tahun 1444 hijriah ini sebanyak 10.000 hewan kurban setera domba/ kambing. Jumlah itu di Baznas RI saja ya. Memang sampai hari ini baru 2.000 ekor domba yang sudah disalurkan melalui Baznas. Biasanya di hari-hari terakhir menjelang pelaksanaan ibadah kurban para mudhohi menyalurkan hewan korbannya," kata Noor Achmad.
Ia menambahkan, daging kurban yang sudah dimasak dan dimasukkan ke dalam kaleng, sebagian besar akan didistribusikan ke masyarakat miskin dan keluarga dari anak-anak stunting.
"Keluarga miskin dan anak-anak penderita stunting di wilayah perbatasan sana, belum tentu makan daging dalam setahun. Saya menemui mereka di daerah 3T. Mereka mengaku makan daging kalau ada masyarakat yang berkurban pada saat Idul Adha saja ," ucap Noor.
Mokhamad Mahdum menambahkan, masyarakat mudhohi bisa melakukan ibadah kurban dengan mentransfer dana melalui aplikasi yang sudah bekerjasama dengan Baznas.
Juga melalui gerai-gerai di fasilitas umum yang strategis, dan minimarket . "Prinsipnya kami mempermudah masyarakat menunaikan kurban, dengan membayar melalui aplikasi. Berikut harga hewan kurban yang ditetapkan Baznas RI," kata Mahdum.
Pada tahun ini, Baznas menetapkan tiga harga domba/kambing (Doka) dan tiga harga sapi. Berikut harga jual hewan ternak di Kurban Berkah Baznas.
Baca Juga: Baznas (Bazis) DKI dan PAM Jaya Pecahkan Rekor MURI untuk Pengumpulan Zakat Pegawai BUMD Terbanyak
Doka Medium (24-26 kg)= Rp2.600.000
Doka Premium (27-29 kg)= Rp2.900.000
Doka Platinum (27-29 kg)= Rp3.300.000.
1/7 Sapi (200-250 kg)= Rp2.900.000
1 Sapi (200-250 kg) = Rp20.300.000
1/7 Sapi Kemasan (200-250 kg)= Rp3.000.000.
Sementara itu, Ruzaludin Kurniawan mengharapkan kepada masyarakat untuk menunaikan ibadah kurban dengan hewan terbaik.
Baca Juga: Tingkatkan Kinerja Pengelolaan Zakat, Baznas Lakukan Sertifikasi Pimpinan Dan Staf Pelaksana Daerah
" Kami menjamin hewan kurban dari mudhohi disalurkan tepat sasaran. Sesuai dengan asnaf yang berhak menerima daging kurban. Harapannya masyarakat dan Baznas yang mendistribusikan mendapatkan keberkahan," katanya.
Rizaludin Kurniawan menambahkan, potensi dari momentum kurban tahun ini bisa mencapai Rp 30 triliun lebih.
"Jadi mereka yang mendapat keberkahan dari kurban ini tidak hanya penerima daging kurban, tetapi juga peternak-peternak kecil di daerah- daerah, karena uang dari masyarakat mudhohi kita belikan hewan kurban kepada peternak binaan Baznas yang ada di seluruh provinsi di Indonesia," tutur Rizaludin.***