unescoworldheritagesites.com

Guru Honorer Bernama Pak Ribut Ini Pendapatannya Mulai Normal Sejak 3 Bulan Terakhir - News

Pak Ribut dan muridnya April. (Youtube TS Media)


: Guru honorer bernama Ribut Santoso alias Pak Ribut (39) asal Lumajang semakin populer. Gara-gara videonya yang sedang mengajarkan siswa SD tentang materi kaum sodom, viral di media sosial. Pak Ribut dan muridnya April mulai menerima banyak undangan. Kali ini, guru dan April muridnya di Sekolah Dasar Negeri Pagowan 1 Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur itu diundang Podcast Channel Youtube TS Media dalam program TS Talks yang dipandu Luna Maya dan Merianne Rumantir di Jakarta.

Dalam video TS Media milik di Youtube tersebut, Pak Ribut mengaku pendapatannya sudah mulai normal sejak 3 bulan terakhir. Fakta ini berbanding terbalik dengan kondisi sebelumnya. Sebagai guru honorer yang berhubungan dengan seni selama 19 tahun di Lumajang, Pak Ribut punya bisnis sampingan berupa persewaan perangkat kesenian seperti persewaan baju tari, karnaval, perpisahan sekolah dan sebagainya. Pak Ribut juga sering menerima tanggapan naik panggung jadi penari.

Berkisah tentang pandemi, pria lajang yang mengandalkan pemasukan dari orang seni itu terisak saat mengisahkan tentang tidak adanya pemasukan dan bahkan tidak mampu menutup kebutuhannya di Lumajang. "Tidak ada omzet, pemasukan, karena sebagai guru honorer. Apalagi saya punya tanggungjawab keluarga. Saya tak ada pemasukan, sedangkan saya banyak tanggungan di bank, karena modal saya berhubungan dengan modal bank," ujar Pak Ribut sedih.

Baca Juga: Berbeda Jauh, Besaran Upah Buruh Dengan Gaji Guru Honorer

Selama pandemi, dia mengaku 2 tahun tak bisa berkarya. Jam mengajar semua mata pelajaran yang diampunya kecuali pendidikan jasmani kesehatan dan agama, dilakukan secara online. Sebagai orang seni pendapatannya pun merosot tajam, karena tak ada pentas selama pandemi. Meski demikian Pak Ribut tetap bangga jadi guru honorer.

Walau tak memberi banyak penghasilan, Pak Ribut menganggap profesi itu bukan pekerjaan, tapi lebih sebagai pengabdian. Pak Ribut memilih jadi guru yang tidak terikat. "Guru PNS atau guru honorer sama saja, saya ikhlas mengabdi. Karena yang saya cari barokah dan akheratnya," kata dia.

Pak Ribut sudah lama membuat konten berthema pendidikan. Tapi sampai saat ini tak ada wali murid protes walau anak-anaknya ikut dilibatkan dalam pembuatan konten tersebut. Karena kontennya dibuat di luar jam pelajaran dan selalu positif.

Baca Juga: Skincare T Bikin Mayang Panen Kritikan

Menurut Pak Ribut, Video-video itu dia buat saat jam istirahat dan ketika pelajaran sudah selesai atau saatnya pulang. Mengandalkan uang dari endorse dan penggema, Pak Ribut semakin rajin memberikan hadiah pada murid-muridnya yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar.

Uniknya, kata Pak Ribut, ketika tak ada hadiah, anak-anak didik itu selalu menjawab asal-asalan. Tapi ketika diiming-imingi hadiah, diantaranya berupa uang Rp10 ribu untuk yang bisa menjawab dengan benar, mereka selalu menjawab pertanyaan dengan benar. Terutama April yang selama ini dikenal sebagai ketua kelas dan juara di kelas 2 tersebut.

Para murid terutama yang kerap terlibat dalam pembuatan konten, merasa senang pada Pak Ribut. Karena sebagian rejeki yang dia terima dari endorse dan lainnya, juga sering digunakan untuk mengajak mereka rekreasi dan pulangnya diantar hingga ke rumahnya masing-masing.

Baca Juga: Siti Latifah Herawati Diah, Anak Bangsawan Yang Pilih Jadi Jurnalis

Diakui, karyanya baru viral gara-gara tayangan video kontraversial tentang pelajaran agama yang membahas kaum sodom. "Saya bukan guru agama, tapi waktu itu kebetulan guru agama yang asli sedang cuti karena melahirkan. Otomatis saya harus menggantikannya," ujarnya.

Topik soal kaum sodom itu sudah berusaha dia jelaskan menggunakan kalimat yang sangat sederhana agar mudah dipahami. Sebagai guru yang tak mau anak didiknya menjadi korban pelecehan seksual, dia berusaha mengedukasi sejak dini menggunakan bahasa yang bisa dimengerti anak-anak. "Bukannya sok suci, tapi ini penting diajarkan pada anak didik usai dini," ujarnya.

Di ujung acara, ketika Pak Ribut diminta menyampaikan pesannya, guru honorer ini justru menitip pesan pada Presiden Jokowi. Pak Ribut yang merasakan sendiri getirnya jadi guru honorer itu, meminta Presiden Jokowi untuk memberi kesejahteraan lebih kepada para guru honorer. Kalau ada kesempatan, dia juga berharap para guru honorer itu bisa langsung diangkat jadi PNS tanpa harus melewati serangkaian tes.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat