: Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU) bakal menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) dalam rangka peringatan satu abad NU di Kota Solo, Jawa Tengah, 14-21 Januari mendatang.
Saat ini panitia juga telah mencetak ribuan baliho untuk mensukseskan Porseni NU di Kota Solo. Di baliho yang sebagian sudah terpasang di sekolah-sekolah tersebut terpampang foto wajah Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Tetapi, Gibran justru menolak ada fotonya di baliho Porseni NU.
"Dalam rangka publik support, kami di NU sudah menginstruksikan agar ada baliho di sekolah-sekolah untuk menyukseskan Porseni NU di Solo. Desainnya ada foto Pak Gibran ternyata Pak Gibran bilang ojo dipasang fotoku (jangan dipasang fotoku)," jelas Ketua Panitia Porseni NU, Nusron Wahid kepada wartawan usai bertemu Gibran di Balai Kota Solo, Senin (19/12/2022).
Tetapi, karena sebagian sudah terlanjut dicetak maka pihak panitia tetap akan menggunakan baliho tersebut. Penggunaan foto Gibran itu dilakukan, karena Solo menajdi tuan rumah pelaksanaan Porseni NU.
"Daripada dicetak lagi. Berapa banyak yang sudah dicetak, ya lihat saja yang sudah dipasang di sekolah-sekolah. Karena yang nyetak bukan kami. Kami hanya membuatkan desain dan dikirim ke sekolah-sekolah," jelasnya lagi.
Baca Juga: NU Siap Gelar Porseni di Solo, Tunggu Izin FIFA Gunakan Stadion Manahan
Nusron mengatakan di Jawa Tengah ada sekitar 3.400 sekolah MI yang bakal dipasang baliho Porseni NU. Untuk desain sudah dikirimkan ke sekolah-sekolah.
"Sebenarnya gak hanya foto Mas Wali tapi ada juga Ketua NU. Gambarnya ada Mas Wali karena konteks Mas Wali sebagai tuan rumah, saya gak tahu kalau kuramg berkenan. Tapi daripada dibuat lagi ya biaya lagi, wes kadung pie meneh (sudah terlanjur mau bagaimana lagi)," katanya.
Baca Juga: Bank bjb Raih Best Brand Awareness dan Best Brand Image dari The Iconomic
Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada kesempatan sama mengatakan menurutnya tidak perlu memasang foto wajahnya di baliho.
"Kepada Kepala OPD juga sudah saya larang memasang foto saya. Tapi kalau yang ini sudah terlanjur ya terserah, tapi kalau kepala dinas sudah saya larang," pungkasnya. ***