unescoworldheritagesites.com

Raih Penghargaan Kebudayaan di HPN 2023, Walkot Surabaya Peduli Rumah Tidak Layak Huni Wong Cilik Rek - News

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

 

 



: Sebagai kota besar nomer dua di Indonesia, kesenjangan antara si kaya dan si miskin sangat dalam.

Dalam hal tempat tinggal, di balik barisan gedung-gedung pencakar langit, dan rumah-rumah mewah, masih banyak rumah tidak layak huni ( Rutilahu).

Wali Kota (Walkot) Surabaya Eri Cahyadi, ST, MT, sejak menjadi orang nomer satu di Kota Pahlawan, gas pol, menjalankan  program bedah rumah bertajuk "Dandan Omah Dadi Apik, Rek".

Baca Juga: Dugaan Korupsi Dana Rutilahu-Modal Usaha, Mahasiswa Minta Kejari Bekasi Periksa Ketua Baznas
Program inilah yang diikutsertakan dalam Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023, yang mengusung tema "Inovasi pangan, sandang dan papan, berbasis informasi dan kebudayaan." Setelah mengikuti proses penjurian administratif hingga presentasi di depan tim juri, akhirnya ia terpilih sebagai salah satu dari 10 bupati/wali kota penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023.

Menurut rencana ke-10 kepala daerah tersebut, bakal menerima Trofi Abyakta (maju, berkembang) pada puncak peringatan Hari Pers Nasional, bersama Presiden RI Joko Widodo, di Medan, Sumatera Utara,  Kamis (9/2/2023). 

Tim juri yang diketuai Yusuf Susilo Hartono (wartawan senior kebudayaan dan penggagas AK-PWI Pusat), dengan anggota Dr. Ninok Leksono (wartawan senior/Rektor Universitas Multimedia Nusantara), Agus Dermawan T (pengamat dan penulis kebudayaan dan seni), Atal S.Depari (wartawan senior/Ketua Umum PWI Pusat) dan Dr.Nungki Kusumastuti (Dosen Institut Kesenian Jakarta/penari senior dan aktris film dan sinetron). 

Baca Juga: Aksi Kemanusiaan, RH Rehab 29 Rutilahu di Lombok Utara
  

Saat presentasi di kantor PWI Pusat, Wali Kota yang gemar main ludruk dan menari Remo,  mengenakan ikat kepala gaya arek Suroboyo, dengan busana dengan warna dasar abu, bersandal kulit.

Selalu tersenyum, dengan lesung pipit menghias pipinya.  Pengganti Tri Rismaharini itu, sangat menguasai persoalan perumahan khususnya rutilahu dengan program Dandan Omah Apik Rek.

Selain memiliki kepedulian pada wong cilik,  khususnya yang tinggal dalam rumah yang tidak layak huni, memang latar pendidikan dan pengalaman kerjanya berkaitan dengan perumahan.

Baca Juga: Progres Rutilahu Di Tiga Dusun Desa Sukarukun Capai 80 Persen

Arek Surabaya, kelahiran 27 Mei 1977, S1-nya dua : Teknik Sipil dan Sipil Konstruksi ITS Surabaya, S 2 -nya juga dua : Manajeman Proyek ITS Surabaya dan Magister Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Dalam kariernya di pemerintahan, sebelum menjabat Wali Kota Surabaya, 24 Februari 2021 sampai sekarang, pernah menjadi  Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang, 2018, dan lain-lain

Kata kuncinya gotong royong sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, saat ini Surabaya jumlah penduduknya  2.972.801 jiwa, dengan luas daratan 334,52 km2.

Baca Juga: Daerahnya Surplus Beras, Bupati Darma Wijaya Terima Anugerah Kebudayaan HPN 2023

Di kota itu tinggal beragam suku (Jawa, Madura, Tionghoa, dll), dengan memeluk agama beragam juga, Islam (mayoritas), Kristen/Katholik, Hindu, Buddha, dan lain -lain.

Bagi masyarakat yang ingin rumahnya didandani (diperbaiki), menurut Cak Eri, dapat mengajukan permintaan lewat aplikasi Sayang Warga, e-Hausing atau e-Rutilahu.

Seiring dengan perkembangan zaman, dalam membangun Surabaya secara umum, termasuk di dalamnya dandan omah   mengandalkan teknologi informasi berbasis kearifan lokal. Lalu bagaimana dengan warga yang nir-teknologi? Disitulah kearifan lokal saling tolong-menolong hadir.

Baca Juga: Penerima Anugerah Kebudayaan HPN 2023, Bupati Dendi Promosikan Sulam hingga New York

Baik pertolongan sesama keluarga, warga, hingga pejabat pemerintah. Lebih jauh ia memaparkan data bahwa pada tahun 2022 ada 1.465 unit rumah yang mendapat program dandan omah.

Dana yang dibutuhkan untuk tiap rumah sekitar Rp 30 juta. Dari 1.465 unit rumah yang diperbaiki itu, 950 unit menggunakan APBD Kota Surabaya.

 Sedangkan yang non-APBD: 380 unit berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS),  98 unit dari Baznas, 30 unit dari CSR, dan 7 unit dari gereja.

Baca Juga: Penerima Anugerah Kebudayaan HPN 2023, Bupati Dendi Promosikan Sulam hingga New York

“Semuanya kami perbaiki rumah-rumah itu dengan cara gotong royong.  Mulai dari pengadaan material, tukang, sampai pengadaan dana,” papar Wali Kota yang meraih sejumlah penghargaan di antaranya  Innovative Government Award (IGA) 2021, Kategori Kota Terinovatif dari Kemendagri Republik Indonesia.

Gotong royong, gotong royong, dan gotong royong. Kata ini berkali-kali diucapkannya dengan gaya arek yang tegas, dan blak-blakan, tapi tidak menyakitkan hati. 

Tidak hanya diucapkan, budaya gotong royong yang merupakan warisan nenek moyang tersebut ia kembangkan sebagai kata kerja dalam berbagai programnya dalam memimpin masyarakat Surabaya yang majemuk. Hal ini bertentangan dengan jamak lumrahnya kota besar, yang masyarakatnya cenderung individualistis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat