unescoworldheritagesites.com

Indonesia Miliki Avenger yang Siap Perang Lawan Konten Negatif - News

ASEAN Foundation gelar seminar digital (Ist)

: Bertempat di Nusa Dua, Bali, ASEAN Foundation didukung oleh Google.org menyelenggarakan diskusi panel bertajuk “ASEAN Digital Resilience: Forging Collaborative Partnership for Safer Online Community” AT THE ASEAN DIGITAL LITERACY PROGRAMME IMPACT FORUM”.

Adapun para narasumber ialah Izzad Zalman bin Abdul Kader Senior Officer (Information) at the Culture and Information Division of the ASEAN Secretariat; Ryan Rahardjo, Head of Public Affairs Southeast Asia and South Asia Frontiers Google Asia Pacific; Saittawut (Matt) Yutthaworakool & Pichaya (Anik) Charoonpongsakdi,Thailand - ASEAN Youth Advisory Group (AYAG) Member dan Devie Rahmawati, Representative from KOMINFO - Certificate Trainer on Digital Literacy, Member of Digital Literacy National Movement and Researcher at Universitas Indonesia.

Kegiatan dihadiri perwakilan dari 10 negara ASEAN. Kegiatan dibuka oleh para duta besar di hadapan sekitar 80 peserta.

Baca Juga: Sukses Lakukan Transformasi Digital, Inovasi Proses Bisnis dan Operasional, PLN Icon Plus Sabet 3 Penghargaan di Ajang IDIA Awards 2023

“Indonesia dengan identitas bangsa yang dikenal sebagai masyarakat “salad bowl” yang kompleks dan beragam dari aspek geografis, demografis, psikografis dan historis, memiliki sedikitnya 5 tantangan yang dirangkum dalam konsep 5 T (Trust, Time, Touch, Team dan Tech), dalam upaya menjalankan program literasi digital. Oleh karenanya, pendekatan yang selama ini digunakan pemerintah dalam hal ini Kominfo ialah framework heptahelix yaitu kolaborasi menggerakan seluruh komponen yang terdiri atas pemerintah, akademisi, swasta (bisnis dan umkm), komunitas, lembaga swadaya masyarakat, media dan individual,” ujar Devie Rahmawati, trainer Literasi Digital bersertifikasi yang mewakili Indonesia.

“Pendekatan komunikasi publik yang digunakan oleh Kominfo bersama para mitra menggunakan konsep 4 O yaitu Offline, Online, On-land dan On-line. Kesemuanya dimaksudkan agar negara mampu melayani masyarakat dengan informasi yang utuh dan pengelolaan manajemen isu oleh para ahli dan praktisi; melibatkan seluruh aspek masyarakat untuk bersama-sama bertanggungjawab untuk memformulasikan, menjalankan dan mengevaluasi kebijakan dna praktik dari program nasional liter digital; pemerintah juga menggunakan informasi yang bersifat fact-based dan data-driven, agar masyarakat memperoleh informasi yang tepat dan relevan,” tambah Devie Rahmawati, pengajar tetap Vokasi Universitas Indonesia.

Baca Juga: Meningkatkan Kelompok Masyarakat Digital Santun Beradab

“Kesuksesan pemerintah ialah kesuksesan 7 komponen bangsa. Layaknya tim Avenger, mekanisme Gerakan Nasional dilakukan oleh pemerintah bersama para heroes, dengan super power masing-masing seperti Siberkreasi, Common Room, Japelidi, Klinik Digital, Mafindo, NGX, Ruang Guru, yang fokus dan mengepung semua sisi ancaman digital hingga ke akar rumput. Inilah yang menjadi rahasia kesuksesan program Gerakan Nasional Literasi Digital serta Makin Cakap Digital, karena merupakan kerja dan gerak kolosal bersama Kominfo dan mitra, yang mungkin satu-satunya di dunia, dengan kemampun mengintegrasikan 7 pemangku kepentingan dengan solid,” tutup Devie.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat