unescoworldheritagesites.com

Dukung Digitalisisasi Asuransi Lewat AAJI DRiM 2024, Privy Paling Concern Risiko Teknologi Digital - News

VP Customer Success Management Privy, Nur Laily Lianasyah menjadi pembicara dalam Seminar Digital and Risk Management in Insurance (DRiM) ke-7 yang digelar  Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Hotel InterContinental Bandung Dago Pakar, Jawa Barat (AG Sofyan)

: Privy ikut berpartisipasi dalam acara Seminar Digital and Risk Management in Insurance (DRiM) ke-7 yang digelar  Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Hotel InterContinental Bandung Dago Pakar, Jawa Barat.
 
Seminar yang bertajuk: "Insuring Tomorrow : Navigating The Digital Frontier in Life Insurance" Ini dihadiri sebanyak 330 peserta yang terdiri dari Komisaris, Direksi dan jajaran manajemen, tidak hanya berasal dari industri asuransi. Namun juga dari sektor industri lainnya. 
 
Seminar DRiM menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan industri asuransi untuk berkolaborasi dalam pengelolaan risiko terhadap teknologi digital.
 
 
Dengan menerapkan inovasi digital serta memitigasi risiko tersebut, industri asuransi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta membuka peluang baru dari berbagai arah.
 
“Kemajuan teknologi digital pada industri asuransi yang terus berkembang sangat diperlukan. Ke depannya hanya akan ada satu arah bagi industri asuransi yaitu arah digitalisasi. Bukan hanya untuk pembayaran tapi juga untuk pelayanan yang lebih baik. Literasi dan edukasi pun akan jauh lebih mudah dan dapat dijangkau lebih luas oleh lapisan masyarakat yang beragam dengan melakukan upaya-upaya digital. Pasalnya, proses administrasi asuransi secara digital yang aman dan terpercaya menjadi syarat utama di bisnis asuransi,” ujar Budi Tampubolon selaku Ketua AAJI kepada di Jakarta, Minggu (19/5/2024).  
 
Budi Tampubolon mengatakan saat ini, AAJI mewakili 57 perusahaan asuransi jiwa dan 6 perusahaan reasuransi di Indonesia serta telah menjadi anggota Global Federation of Insurance Association (GFIA) sejak tahun 2021. 
 
 
Situasi ini, kata dia, sangat menentukan perkembangan industri asuransi di masa depan sekaligus mengeksplorasi tantangan yang timbul karena kemajuan teknologi digital saat ini.
 
Sementara itu, VP Customer Success Management Privy, Nur Laily Lianasyah menjelaskan, layanan Privy tidak hanya terbatas pada memastikan legalitas kontrak elektronik dengan kekuatan pembuktian yang sah. 
 
Tetapi juga mencakup platform pengelolaan dokumen elektronik yang memungkinkan penelusuran dan peninjauan secara mendetail di masa mendatang. 
 
 
“Setiap dokumen yang ditandatangani menggunakan Tanda Tangan Elektronik (TTE) bersertifikat Privy akan memiliki jejak audit yang berisi informasi tentang penandatangan, waktu penandatanganan, dan rincian dokumen yang ditandatangani,” ungkap Liana.
 
Menanggapi tantangan keamanan pada transaksi elektronik di industri asuransi terkait pemalsuan data serta rekam penerimaan polis asuransi, Privy selain menyediakan TTE tersertifikasi juga hadir dengan menyediakan layanan identitas digital (Digital Identity) terpercaya yang dapat memverifikasi validitas data penggunanya, serta sistem Electronic Registered Delivery Services (ERDS) yang dapat merekam history pengiriman polis yang nirsangkal.
 
"Melalui produk dan layanan Privy, pengguna akan mendapat jaminan, yakni identitas penerima dan pengirim telah menggunakan verifikasi data kependudukan hingga biometrik wajah ke Ditjen Dukcapil Kemendagri dan teknologi infrastruktur Kunci Publik berbasis hashing dan kriptografi asimetris," urai Liana. 
 
 
Dengan begitu integritas isi dokumen tetap terjaga serta dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah dan tidak dapat diganggu gugat. 
 
"Sampai saat ini, Privy telah memverifikasi lebih dari 46 juta pengguna individu dan telah digunakan oleh lebih dari 3.300 perusahaan serta lebih dari 123 juta dokumen telah ditandatangani secara digital menggunakan Privy," bebernya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat