unescoworldheritagesites.com

Yuk Manfaatkan Teknologi Untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar - News

Diskusi virtual bertema “Teknologi Untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar” diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia. (istimewa )

: Perkembangan teknologi informasi di dunia terus berkembang secara masif. Pengguna internet Indonesia mencapai 202 juta pengguna. Dampaknya, perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas.

Di sisi lain, aktivitas digital juga membuka potensi ancaman, seperti penipuan dan pencurian akun. Maka dari itu diperlukan pemahaman masyarakat terhadap keamanan digital.

Mujianto dari Pandu Digital menjelaskan keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman.

Baca Juga: Positif, Kreatif, dan Aman di Internet, Waspada Cyber Predatory Incar Anak dan Remaja

“Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, tapi juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” kata Mujianto di acara diskusi virtual bertema “Teknologi Untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia, Selasa (9/5/2023).

Kata dia, kompetensi keamanan digital yaitu untuk mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, dan mewaspadai penipuan digital.

“Juga memahami rekam jejak digital dan keamanan digital bagi keluarga,” ujarnya.
Dia mencontohkan kejahatan digital yaitu Phising dan Scam. Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan.

Baca Juga: Talkshow Kemkominfo dan GNLD: Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya, Seperti Apa?

Sedangkan Scam, bentuk penipuan melalui telepon, email, messaging, dan sebagainya, dengan tujuan pada umumnya untuk mendapatkan uang dari para korbannya.
Mujianto menyarankan agar membuat dan menggunakan password yang panjang, dengan kombinasi karakter terdiri dari hurup besar dan kecil, angka, tanda baca, dan simbol.

Sementara itu, Novia Kurnia, staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta mengatakan masalah yang kerap dihadapi saat melakukan pembelajaran online adalah sulit, bahkan tidak tahunya cara menggunakan platform belajar online.

Karena itu kecakapan dalam menggunakan platform belajar daring sangat diperlukan.
Menurut Novia, cakap bermedia digital sangat penting. Kita tidak hanya cukup mampu mengoperasikan berbagai perangkat teknologi dan informatika (TIK), tetapi juga harus bisa mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Dia pun memberitahu rumus cakap digital ala dirinya yang disingkat LIHAI. Langkap digital dipahami dengan baik, Informasi dari mesin pencari selalu diverifikasi, Handal operasikan aplikasi pembelajaran online, Asah keterampilan transaksi daring, dan Ikut kolaborasi tingkatkan cakap digital,” ungkap Novia.

Pembicara lainnya, Dr. Meithiana Indrasari, ST, MM, instruktur DTS Kemenkominfo mengatakan dalam ruang digital kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural sehingga menciptakan standar baru tentang etika. Karena itu diperlukan etikal digital.

Menurut dia, etika digital harus dimiliki karena merupakan bagian dari personal branding di internet. Dengan personal branding yang kuat, seseorang dapat membangun reputasi dan citra yang baik di mata orang lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat