unescoworldheritagesites.com

Profil Dan Biodata Soedjatmoko Lengkap Dengan Riwayat, Pendidikan Dan Kapan Iya Meninggal - News

Profil Dan Biodata Soedjatmoko  (kodelisme)

: Soedjatmoko atau dikenal sebagai Bung Koko, adalah seorang intelektual, diplomat, dan politikus Indonesia.

Soedjatmoko pernah mewakili Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pemerintahan Soekarno,di Lake Success, New York, Amerika Serikat.

Ia juga pernah menjadi dosen di Universitas Cornell di Ithaca, New York, selama dua tahun.Tak hanya itu Soedjatmoko menjadi wakil ketua delegasi Indonesia di PBB dan menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dengan masa jabatan 1968-1971.

Berikut riwayat Soedjatmoko:

Soedjatmoko Mangoediningratan atau sering di sebut dengan Soedjatmoko merupakan anak dari pasangan Saleh Mangoediningratan dan Isnadikin, yang berasal dari Jawa Timur.

Soedjatmoko Lahir pada 10 Januari 1922 di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.Ayah dari Soedjatmoko merupakan seorang dokter keturunan bangsawan Jawa asal Maduin. Sedangkan ibunya berasal dari ponorogo, yang terletak di sebelah madiun.

Baca Juga: Biodata MasterChef Indonesia Season 10 Grand Final - Sabtu, 25 Maret 2023: Ami dan Gio

Pendidikan Soedjatmoko:

Setelah pendidikan sang ayahnya di Belanda selesai pada 1929. Soedjatmoko melanjutkan pendidikannya di Sekolah Daerah (SD) di kota manado , Sulawesi Utara.

Setelah lulus dari sekolah di manado Soedjatmoko melanjutkan pendidikannya di Hoogere Burgerschool (HBS) dan lulus pada 1940,dan akhirnya sekolah kedokteran di Jakarta.

Selama berpendidikan di jakarta, Soedjatmoko tertarik meneliti masalah kemeskinan. Namun setelah Jepang datang ke Indonesia, ia di keluarkan dari tempat pendidikan dokter di Jakarta pada 1943 karna memiliki hubungan kekerabatan dengan Sutan Syahrir.

Sutan Syahrir ia adalah kakak ipar Soedjatmoko yang selalu berani mengkritik pemerintahan militer Jepang.

Setelah keluar dari sekolah kedokteran, Soedjatmoko pindah ke Surakarta dan bekerja di rumah sakit yang di miliki ayahnya.

Setelah Indonesia merdeka ia diminta menjadi wakil kepala bagian pers asing di Kementerian Penerangan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat