unescoworldheritagesites.com

Destinasi Pariwisata Terkena Imbas Kenaikan Harga BBM, Kemenparekraf Keluarkan Tiga Kebijakan - News

Pantai Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. (balilocaldrivers.com)

Destinasi pariwisata di berbagai wilayah terdampak kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Para wisatawan sudah tentu harus mengevaluasi dana yang mereka miliki  dengan biaya yang harus mereka keluarkan untuk berkunjung ke obyek wisata yang sudah direncanakan.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyadari betul dampak kenaikan harga BBM ini dan menyiapkan antisipasi agar kegiatan pariwisata tetap menggeliat setelah melewati krisis pandemi Covid 19.

Kemenparekraf menyiapkan beberapa langkah atau kebijakan dalam menyikapi kenaikan harga BBM yang berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mengingat mobilitas manusia menjadi indikator utama pariwisata.

Baca Juga: Ada Permintaan Khusus Bocah Bajang, Pemotongan Rambut di Dieng Kulon, Jadi Daya Tarik Tersendiri

Dalam Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan kenaikan harga BBM hingga 30 persen ini akan menyebabkan potensi kenaikan harga pada industri pariwisata dan pendukungnya seperti transportasi, akomodasi, dan jasa penyedia makan minum. 

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno. (Humas Kemenparekraf)
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno. (Humas Kemenparekraf)

Kenaikan BBM kali ini berpotensi membuat wisatawan yang tetap memiliki daya beli berwisata akan lebih menekan pengeluarannya saat berwisata, diperkirakan kurang lebih sekitar 10 persen.

Menyikapi hal ini Kemenparekraf mengeluarkan tiga kebijakan. Diantaranya bantuan bimbingan teknis dan pendampingan bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif pada level kecil dan juga mikro agar bisa mengelola biaya operasionalnya lebih baik.

Baca Juga: Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo Makin Mantap, Industri Hotel dan UMKM Sepakat Saling Perkuat

Kemudian, mendorong wisata minat khusus yang berpotensi mengurangi konsumsi BBM
baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti sport tourism, wisata gowes, dan lari atau marathon.

Secara jangka panjang, industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus mulai shifting secara konsisten pada pengembangan sumber energi terbarukan, sesuai dengan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Baca Juga: Desa Wisata Negeri Hila di Maluku Tengah Unggulkan Sejarah Awal Mula Jalur Rempah yang Terkenal di Dunia

“Bagaimana mereka mengurangi penggunaan dari energi fosil yang sekarang harganya meningkat, tapi mulai menggunakan energi surya, energi listrik, maupun energi sumber daya baru yang banyak ditemui di destinasi wisata. Jadi itu yang menjadi fokus kita tiga hal, mudah-mudahan ini bisa membantu sektor wisata terutama pariwisata domestik maupun produk ekonomi kreatif dalam menyikapi meningkatnya harga BBM,” katanya.

Kajian Menparekraf

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat