unescoworldheritagesites.com

BRI Bantu Pembiayaan KUR Petani Wanita di Sorong, Kini Berhasil Kembangkan Usaha Tanaman Hortikultura itu - News

BRI Bantu Pembiayaan KUR Petani Wanita  di Sorong, Kini Berhasil  Kembangkan Usaha Tanaman  Hortikultura di Banyak Lokasi (suarakarya.id   -  Yacob Nauly)

: KUR BRI membuat semakin senyum sumringah  Bu Tukinem (53) petani wanita di Sorong Papua Barat Daya.

Ia tersenyum  karena BRI selalu mendorong untuk mengembangkan usaha tanaman Hortikultura.

Ibu Tukinem mengatakan sebelum mengenal BRI ia punya kebun sayur. Tapi terbatas hanya untuk dijual dalam lingkungan tempat tinggalnya.

Padahal tanaman sayuran itu sangat laku di pasar tradisional setempat.

Baca Juga: BRI Hubungi Dinas Pertanian Provinsi Maluku Terkait Tambahan Rp800 Miliar untuk Biayai KUR

Satu ketika lanjut Bu Tukinem, ia membuka  lahan  cukup besar. Lahan yang ia garap hampir satu hektare.

Bermodalkan tanaman hortikultura yang luasannya hampir satu hektare itu ia mencoba meminjam Rp25 juta dari BRI.

Bu Tukinem kaget karena  pertama panen ia sudah untung.

"Saya keget karena pertama kali  panen, hasil jualan sayur, terong, rica dan daun bawang melampaui Rp25 Juta.

Dari situ saya baru tahu bahwa ternyata dengan bantuan BRI saya bisa memanen tanaman campuran dengan harga cukup tinggi.

Hasil penjualan sayur dan tanaman campur lainnya itubu Tukinem nabung di BRI.

Baca Juga: Polda Sulteng Tetapkan 1 Anggota Polisi diduga Tersangka Kasus Persetubuhan Anak Di Bawah Umur

Tabungan itu bu Tukinem membuka lagi lahan di beberapa lokasi.

Peminjaman kedua, kata bu Tukinem ia pinjam Rp50 juta.
Uang itu digunakan untuk pupuk dan membayar tenaga kerja.

Pjs Walikota Sorong George Yarangga, tengah mewawancarai penjual Sayur  di Pasar Remu  Kota  Sorong. Sekaligus membeli sayur tanaman lokal Sorong.
Pjs Walikota Sorong George Yarangga, tengah mewawancarai penjual Sayur di Pasar Remu Kota Sorong. Sekaligus membeli sayur tanaman lokal Sorong. (Istimewa)

Keuntungan bu Tukinem itu kemudian ia membeli lahan. Lalu membangun rumah-rumah kontrakan.

Harga sewa rumah kontrakan daerah tempat tinggal bu Tukinem cukup mahal.

Pasalnya, lokasi ini tepat di belakang Universitas Muhamadiyah (Unimuda) Sorong.

Belum termasuk perkebunan bu Tukinem ini berada di tengah Kota Aimas ibu kota kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Akibatnya  hasil perkebunan Bu Tukinem diambil langsung di tempat.

Sayuran itu diborong oleh pedagang dua pasar tradisonal terbesar di Sorong. Yaitu Pasar Central Remu dan Pasar Boswezen Rufei.

Baca Juga: Tahun 2023 Ditargetkan Rp1,6 Triliun Disalurkan untuk KUR Mikro di Seluruh Papua

“Kalau hasil produksi pertanian saya setiap panen diburu pengusaha sayur mayur dari dua Pasar Tradisional terbesar di kota dan kabupaten Sorong," kata bu Tukinem kepada , Jumat (5/6/2023).

Jadi lanjutnya, ia  tak pernah merugi akibat usaha di bidang pertanian khususnya tanaman hortikultura ini,” kata Ibu Tukinem.

Luas tanah yang dimanfaatkan Bu Tukinem untuk usaha Pertanian tanaman hortikultura ini hampir 2 hektare (ha). Ia menggunakan sistem mengelola tanaman yang tergolong canggih.

“Jadi anakan tanaman baru saya sisipkan di antara tanaman yang akan dipanen. Seperti tomat dan sayuran lainnya, sehingga begitu panen langsung pemeliharaan dilanjutkan regenerasi tanaman berikutnya di tempat yang sama,” kata bu Tukinem.

Ia menyebut pihaknya  menggunakan karyawan karena suaminya  Pak Sumarno barusan meninggal.

Bu Tukinem, mengaku ia tak pernah menunggak cicilan pembayaran kredit di BRI Unit Aimas kabupaten Sorong lancar.

Pinjaman pertama Rp25 juta. Dan pinjaman kedua bahkan ketiga masing-masing Rp50 juta semuanya dicicil pengembalian-nya tanpa masalah.

Baca Juga: BRI Layani Pengambilan Kredit Peternak dan Petani Musiman di Kabupaten Sorong

Ia menuturkan, bagaimana bisa menunggak sementara uang tabungan saya masih ada di BRI Unit Aimas dari hasil kontrakan rumah-rumah kos. Sewa wifi apalagi sekali panen hasil sayuran dan kacang-kacangan sudah melampaui pinjaman bank, demikian Bu Tukinem.

Sayuran tomat dan rica  milik petani itu diborong oleh pedagang dua pasar tradisonal terbesar di Sorong. Yaitu Pasar Central Remu dan Pasar Boswezen Rufei.
Sayuran tomat dan rica milik petani itu diborong oleh pedagang dua pasar tradisonal terbesar di Sorong. Yaitu Pasar Central Remu dan Pasar Boswezen Rufei. (Istimewa)


Menjawab pertanyaan , soal pinjaman lagi bu Tukinem mengatakan pikir-pikir.

Menurut bu Tukinem  ia mungkin akan melakukan pinjaman KUR BRI  yang Rp100 juta tahun 2023.

"Uang tersebut untuk membiayai tanaman hortikultura di lahan baru yang saya sudah tanami," katanya.

Bu Tukinem mengaku berterima kasih kepada BRI karena telah mendorongnya  berhasil. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat