unescoworldheritagesites.com

Cerdas Memakai Kemasan Makanan Higienis-Efektif-Ekonomis Selama Pandemi: Dukung Ekonomi Sirkular - News

Webinar bersama media tentang bagaimana mengetahui kemasan makanan yang higienis, efektif, dan ekonomis selama pandemi serta mengelola dan mendaur ulang sampah yang memiliki nilai ekonomi (Ist)

JAKARTA: PT Trinseo Materials Indonesia berkolaborasi dengan Kemasan Group dengan mengusung Yok Yok Ayok Daur Ulang! (YYADU) kembali dilaksanakan tahun 2021 ini. Sebelumnya program ini telah dihelat setahun lalu dengan dilakukannya webinar pertama dalam kaitannya program kelola dan daur ulang sampah keberlanjutan dengan tujuan untuk mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya kelola sampah rumah tangga, terutama dengan diberlakukannya pembatasan aktivitas di luar rumah dan meningkatnya pemesanan makanan secara daring.

Adanya pembatasan aktivitas di luar rumah dan larangan makan di restoran sesuai ketentuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 menyebabkan meningkatnya pesan antar makanan secara daring. Peningkatan tersebut menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap kemasan makanan. Hal ini juga menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kehigienisan sudah semakin tinggi, terutama di masa pandemi Covid-19 yang masih berlanjut hingga saat ini.

Menghadirkan kemasan makanan yang aman, higienis, dan ekonomis menjadi hal yang perlu diperhatikan melihat tren pesan antar makanan secara daring yang diperkirakan akan terus berlanjut pasca pandemi.

Sesi bincang-bincang webinar yang dipandu oleh Hanggara Sukandar selaku Sustainability Director dari Responsible Care® Indonesia ini dibuka dengan penjelasan dari Sutjipto selaku General Manager Indah Cup.

Sutjipto mengatakan kebijakan pemerintah memperpanjang PPKM level 4 hingga 31 Agustus ini berdampak, salah satunya mengenai bertambahnya permintaan kemasan makanan berbahan PS yang cukup bervariasi akibat pembatasan aktivitas di luar rumah tersebut.

"Pembatasan aktivitas di luar rumah mengubah kebiasaan masyarakat dari yang terbiasa dine in di restoran, menjadi take away atau pesan antar. Hal ini menyebabkan permintaan kemasan makanan khususnya PS mengalami kenaikan yang cukup tinggi," ungkapnya di webinar bersama media tentang bagaimana mengetahui kemasan makanan yang higienis, efektif, dan ekonomis selama pandemi serta mengelola dan mendaur ulang sampah yang memiliki nilai ekonomi

 di Jakarta, Selasa (24/8/2021)

Pembicara lain dr. Lia Natalia Sp. THT-KL selaku dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher beberapa RS swasta di Jakarta ini menjelaskan selama diterapkannya PPKM, tercatat adanya kenaikan permintaan kemasan, baik primer maupun sekunder packaging yang diperkirakan sebesar 3-5% dibanding dengan PPKM sebelumnya.

"Kemasan makanan PS dianggap efisien dan ekonomis dalam memenuhi bertambahnya permintaan yang cukup tinggi karena harga yang terjangkau serta keamanannya dalam menjaga makanan ketika diantar dari restoran ke pelanggan," jelas dokter Lia.

Selain efisien dan ekonomis, lanjutnya, kemasan makanan PS dinilai efektif melindungi makanan yang diantar terhadap kontaminasi. Hal ini bisa dilihat menjadi hal yang penting karena kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kehigienisan barang-barang yang digunakan sehari-hari sudah semakin tinggi, mulai dari pelaksanaan protokol kesehatan 3M yakni penggunaan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir hingga alat-alat makan dan kemasan makanan.

“Banyak orang menjadi lebih berhati-hati dalam memilih jenis kemasan makanan. Hal-hal yang menjadi pertimbangan orang dalam memilih kemasan makanan antara lain; kemasan yang higienis, kemasan yang dapat digunakan kembali, dan kemasan yang dapat didaur ulang,” tutur dr Lia Natalia.

Dia juga menyampaikan bagaimana kemasan makanan sekali pakai sangat efektif dalam mencegah kontaminasi silang (cross contamination), yaitu proses berpindahnya virus secara tidak sengaja dari suatu benda atau seseorang ke benda lainnya.

“Wadah makanan plastik menjadi yang direkomendasikan, terutama pada masa sekarang ini. Selain kemampuannya untuk melindungi makanan terhadap kontaminasi dan melestarikan makanan lebih lama untuk meminimalkan penggunaan bahan pengawet, kemasan makanan plastik merupakan bahan yang dapat didaur ulang,” tambahnya.

Tidak sampai di situ, sesi bincang-bincang dilanjutkan oleh Uli Erni Iriani Nadeak selaku Managing Director dari Digital Waste Solution (DWS) berkesempatan untuk menjelaskan mengenai kelola sampah berkelanjutan. DWS sendiri merupakan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, keberlanjutan, dan berbasis digital 4.0 yang mengacu pada Perpres 97 tahun 2017.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat