unescoworldheritagesites.com

Ombudsman Belum Peduli Terkait Jeleknya Pelayanan PLN Di Taniwel SBB - News

Penasehat Masyarakat Mauly Di Sorong, Yacob Nauly

TANIWEL TIMUR: Seyogyanya  kehadiran perangkat Negara seperti Ombudsman untuk menjaring  keluhan  penderitaan masyarakat  di daerah-daerah. Seperti buruknya  kinerja PLN,  yang  membuat masyarakat Taniwel sangat menderita. Pasalnya, hanya 5 jam  per hari listrik nyala.

Masyarakat  tahu,  bahwa  sesuai  fungsinya, Ombudsman  patut peduli terhadap  keluhan masyarakat termasuk  di kawasan  terpencil  (Taniwel Raya) SBB itu. Betapa tidak,  masyarakat  kawasan ini (Taniwel, SBB)  kurang mendapat aliran listrik.

Masyarakat paham, kehadiran  Ombudsman, adalah   untuk mengawasi penyelenggaraan Pelayanan Publik. Yang, diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan Pemerintah. Baik,  Pusat maupun daerah termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara. Serta,  Badan Swasta atau perseorangan yang diberi tugas     menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

Masyarakat melihat,  bahwa fungsi Ombudsman itu tak digunakan  untuk mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik di  Pulau Seram khususnya Taniwel, kabupaten  Seram Bagian Barat (SBB).

Buktinya, pelayanan PLN Taniwel dan  wilayah  Pulau  Seram  lainnya sangat buruk.  Menyebabkan,  Rabu (8/9/2021) warga  Taniwel (para pemuda-nya) unjuk rasa  di  Kantor Wilayah PLN Maluku Maluku Utara, pusat kota Ambon.

Ombudsman tidak  pro aktif menyambut dan manampung keluhan masyarakat untuk dibahas bersama instansi kompeten  guna mencari solusinya. Justru, bahkan   menunggu laporan  warga. Bila tak ada laporan masyarakat karena ketidaktahuan warga, maka  berbagai  permasalahan itu  terus menumpuk dijalani masyasrakat kecil  tanpa ada solusinya. Miris.

Penasehat Masyarakat Mauly di Rantau (Sorong) , anak Adat  Lumahlatal Taniwel Timur, Yacob Nauly, meminta  Ombudsman jangan hanya mengawasi  kinerja aparatur sipil Negara  terkait menginput  di situs sistem informasi  publik terkait saja. Tapi  seyogyanya  secara fisik  laporan masyarakat juga  dijaring . Guna, dibahas dengan instasi terkait  agar  mencari solusinya.

“Kita saksikan sendiri belakangan ini banyak protes terkait pelayanan PT PLN di Maluku khususnya  pada tingkat kawasan  pedesaan terpencil seperti di Taniwel Raya. Di sana masyarakat menderita karena  aliran lisrik dari PLN Taniwel di bawah maksimal, yakni hanya 5 jam per hari listrik nyala.

Terkait masalah ini, Ombudsman kiranya, dapat menjalankan tugasnya.  Karena, menyangkut kebijakan publik yang dilancarkan PT PLN sangat merugikan masyarakat pedesaan ini. Berikut kekecewaan masyarakat  Taniwel,  ketika unjuk rasa di Ambon, Maluku.

Protes Warga Taniwel

Warga Taniwel kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku  unjuk rasa di kantor PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara di Ambon , Rabu (8/9/2021). Warga  protes  dan menuntut agar  pelayanan PLN di daerah itu ditingkatkan dari saat ini hanya  5 jam  per hari menjadi 24 jam listrik nyala.

Warga daerah ini memang amat kecewa karena berulang kali mendatangi pihak PLN Taniwel untuk meminta pelayanan aliran listrik daerah ini ditingkatkan. Permintaan masyarakat itu, sepertinya tak ditanggapi perusahaan listrik Negara itu.

"Listrik di sana hanya lima jam, kami sengsara. Kami minta merdeka, bapak ibu tak merasakan betapa sakitnya rakyat di Taniwel," kata seorang orator, Anjelin Meute melalui pengeras suara. Dia tak peduli hujan mengguyur di titik aksi, ketika itu.

Jerit Desa Gelap Gulita di Maluku: Malam Takut Ditabrak Babi.
Massa aksi berjalan kaki menuju gedung PLN di Jalan Ponigoro, Ambon, dengan membawa spanduk bertulisan "Kami Minta Merdeka dari PLN Ranting Taniwel Timur ," katanya.

 Belasan poster juga dibentangkan saat aksi.

Enjelin, mengatakan ada 12 Desa di Kecamatan Taniwel Timur terkena dampak pemadaman listrik setiap hari.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat