unescoworldheritagesites.com

Wabah PMK, Agar Kampus Untuk Ikut Menangani - News

Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan) meninjau sapi yang terkena wabah PMK.

 
 
: Jelang Idul Adha 1443H wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak merajalela. Hal itu membuat peternak skala kecil ataupun besar mengalami kerugian. 
 
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani wabah PMK. Di antaranya dengan memberikan vaksin untuk hewan ternak, guna mencegah terjangkitnya virus serta mengobati hewan yang terjangkit.
 
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy minta peran aktif kampus, dalam menanggulangi wabah PMK di daerah-daerah yang terjangkit. 
 
 
Salah satu daerah yang terjangkit wabah PMK adalah di Provinsi Jawa Timur. Dalam lawatannya ke Kabupaten Sumenep, dia menemukan sapi ternak masyarakat yang terjangkit PMK.
 
"Saya imbau terutama untuk perguruan tinggi yang punya fakultas kedokteran hewan dan peternakan. Untuk segera mengerahkan dosen mahasiswanya, guna membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah PMK ini," ujarnya, saat mengecek penanganan sapi yang terkena PMK di Desa Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (2/7/2022). 
 
Menko PMK mengungkapkan, dirinya telah minta langsung pada Kemendikburistek. Agar program pengabdian bisa dialokasikan, untuk membantu masyarakat khususnya dalam  penanganan wabah PMK.
 
 
"Saya sudah minta pada Dirjen Ristekdikti Prof Nizam untuk mengalokasikan anggaran kampus merdeka. Mereka yang akan melakukan pengabdian masyarakat langsung, agar disupport dari dana yang tersedia yaitu kampus merdeka," jelasnya.
 
Dalam kunjungannya di Desa Guluk-guluk, Menko PMK menemukan sapi ternak milik warga terjangkit PMK. Untungnya, sapi tersebut dapat ditangani dengan baik oleh pihak terkait, yakni Dinas Peternakan dari Kabupaten Sumenep, langsung diisolasi dan diobati dengan pengobatan herbal.
 
Menko PMK mengatakan, dengan mencegah penyakit PMK maka akan mencegah kemiskinan baru di tengah masyarakat. Karenanya, pemerintah terus berupaya untuk meminimaisir kematian hewan ternak akibat wabah PMK.
 
 
"Seperti kita ketahui di sini kan termasuk peternak kecil. Hanya 2-3 sapi. Kalau mati setengah kiamat itu. Kalau sapi jantan yang diharapkan bisa dijual menjelang idul adha. Angannya untung besar bisa 30 juta per ekor ternyata mati. Nah ini akan mendorong terjadinya angka kemiskinan terutama peternak kecil," ungkapnya.***
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat