unescoworldheritagesites.com

Dua Juta Anak Sumbing Bibir, Tiap Tahun Tambah 800 Ribu: 2023 SidoMuncul Siap Operasi Gratis 4000 Pasien - News

Direktur SidoMuncul Irwan Hidayat di Hari Senyum Sedunia memberikan donasi Rp 350 Juta kepada Smile Train sebagai bantuan biaya operasi dan perawatan komprehensif 50 anak sumbing bibir dan langit-langit mulut di RS Panti Wilasa Citarum Semarang  (AG Sofyan )

  
: Dua juta anak Indonesia derita sumbing bibir setiap tahun dan bertambah 800 ribu. Untuk itu tahun 2023 SidoMuncul siap laksanakan operasi gratis untuk 4000 pasien 
 
Sangat dipahami sumbing bibir masih menjadi masalah di Indonesia. Bukan karena tidak adanya layanan kesehatan yang memberikan layanan rekonstruksi untuk kasus ini tapi lebih karena tingginya besaran biaya yang dibutuhkan untuk melakukan operasi ini.
 
 
Setidaknya ada dua juta anak Indonesia menderita sumbing bibir dan setiap tahunnya selalu bertambah 800 ribu penderita sumbing bibir.
 
Mempertimbangkan hal itu, PT Industri Jamu dan Farmasi SidoMuncul Tbk melalui produk unggulannya Suplemen Kesehatan Kuku Bima Energi kembali menggelar bakti sosial (baksos) operasi sumbing bibir gratis bekerja sama dengan Yayasan Smile Train Indonesia di Aula RS Panti Wilasa Citarum, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2022).
 
 
Pada kesempatan itu, SidoMuncul, juga turut mensukseskan perayaan Hari Senyum Sedunia dengan memberikan donasi sebesar Rp350 Juta sebagai bantuan biaya operasi dan perawatan komprehensif untuk 50 anak pasien sumbing dengan bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing di Semarang. 
 
Bantuan operasi sumbing bibir diserahkan secara simbolis oleh Direktur SidoMuncul Irwan Hidayat kepada Country Manager and Program Director Smile Train Indonesia Deasy Larasati disaksikan Direktur RS Panti Wilasa Citarum Dr. Yohanes Mada, Sp.PD dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Dr M Abdul Hakam mewakili Wali Kota Semarang serta Ketua Bedah Plastik Cabang Jawa Tengah Dr. Rizqy Setyarto, SpBP-RE
 
 
“Sebagai entitas bisnis, kami berkomitmen untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat. Adapun dengan mendukung program bantuan operasi Smile Train, merupakan salah satu bentuk implementasi komitmen kami dalam memberikan senyum kepada anak Indonesia,” ujar Irwan Hidayat kepada wartawan disela-sela pemberian bantuan donasi yang dilakukan secara hibrid dari Semarang dan Jakarta.
 
Direktur SidoMuncul, Irwan Hidayat menyatakan bahwa perusahaannya menyadari bahwa tak semua pasien sumbing bibir mendapatkan akses medis yang memadai. Padahal dari dari 700 kelahiran di Indonesia, ada potensi satu bayi terlahir dengan sumbing bibir.
 
 
"Ya karena berasal dari keluarga tidak mampu, tentu mereka juga kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan secara cuma-cuma. Padahal pengobatan sumbing bibir sebetulnya tak memakan waktu lama, kurang dari satu jam. Jadi, untuk membantu masyarakat saat ini kami tidak hanya menggunakan dana CSR untuk mendanainya tapi juga bujet iklan. Program ini menggunakan dana iklan dari Kuku Bima Ener-G," jelas filantropi nasional ini.
 
Irwan mengharapkan program ini bisa menyentuh angka 2 ribu pasien sumbing bibir di tahun 2022.
 
 
"Sekarang ini kami juga ingin menambah dua ribu lagi. Jadi, tahun depan mudah-mudahan kami bisa mengoperasi 4 ribu penderita  sumbing bibir. Dua ribu dari CSR, dua ribu lagi dari dana iklan Kuku Bima Ener-G," ungkap sosiopreneur ini.
 
Bahkan Irwan berkomitmen jika memang dibutuhkan dan ada ketersediaan pasien sumbing bibir, pihaknya siap dan sigap memberikan layanan operasi secara cuma-cuma.
 
Dua juta anak Indonesia derita sumbing bibir setiap tahunnya dan bertambah 800 ribu. Untuk itu tahun 2023 SidoMuncul siap melaksanakan operasi gratis untuk 4000 pasien
Dua juta anak Indonesia derita sumbing bibir setiap tahunnya dan bertambah 800 ribu. Untuk itu tahun 2023 SidoMuncul siap melaksanakan operasi gratis untuk 4000 pasien (AG Sofyan )
Pihaknya bersedia untuk menyokong layanan operasi tiap minggu.
 
 
"Hingga saat ini sudah 212 penderita sumbing bibir yang kami bantu. Tapi kalau sampai akhir tahun ini ada banyak pasien yang memang perlu dioperasi, kami siap bergerak. Tiap minggu juga kami mau jika ada," tandasnya.
 
Irwan menjelaskan waktu terbaik untuk tidakan medis sumbing bibir adalah saat pasien masih berusia dini, yaitu dari usia 1 sampai 1,5 tahun dengan berat badan 10 Kg.
 
 
Sedangkan pasien dengan masalah langit-langit mulut sebaiknya ditangani saat berusia 10 bulan dengan bobot minimal 5 Kg.
 
Semarang Dipilih 
 
Soal Kota Semarang dipilih menjadi tuan rumah, sulung dari 5 bersaudara generasi ketiga SidoMuncul ini memberikan alasannya.
 
"Kami memilih Semarang karena Semarang merupakan kota dengan kepadatan penduduk terbanyak nomor empat di Indonesia. Sehingga Kota Semarang ini dianggap ideal untuk dilakukan kegiatan bakti sosial operasi sumbing bibir. Juga ini dalam rangka Hari Senyum Sedunia," beber Irwan.
 
 
Tercatat, SidoMuncul lanjut telah memberikan bantuan untuk operasi sumbing bibir sejak 2018. 
 
Aksi sosial operasi sumbing bibir gratis yang dilakukan berkolaborasi dengan Yayasan Smile Train Indonesia dan pihak lainnya antara lain dengan RS ST Carolus Borromeus, Kupang Nusa Tenggara Timur sebanyak dua kali, RSUD Dolok Sanggul Sumatera Utara, RS Sari Asih Serang Banten, RSUD Surodadi Tegal, RSI Wonosobo Jawa Tengah, RS Selaras Tangerang, RS Hermina Galaxy Bekasi hingga kini telah berhasil mengoperasi total sebanyak 212 pasien.
 
 
"Saya berterima kasih pada semua rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan Smile Train dan yang saat ini dengan rumah sakit di Semarang. Intinya, saya ingin aksi sosial yang dilokoni SidoMuncul ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kalau ada yang membutuhkan, bisa langsung menghubungi kami. Jadi segera bisa langsung ditangani," pungkasnya.
 
Sementara Direktur RS Panti Wilasa Citarum, Dr. Yohanes Mada Suprayogi, menyatakan kerja sama ini memang ditujukan untuk membantu individu yang membutuhkan rekonstruksi akibat  sumbing bibir.
 
 
"Karena dengan penanganan yang cepat dan tepat, sumbing bibir ini bisa diatasi," kata dokter Mada.
 
Ia menjelaskan bahwa mekanisme untuk pengajuan operasi sumbing bibir ini tidak-lah sulit. Masyarakat bisa langsung mendatangi rumah sakit untuk menanyakan persyaratan yang dibutuhkan.
 
"Kami sangat berterima kasih kepada para donatur, dalam hal ini SidoMuncul dan Pak Irwan yang sudah mau membantu memberikan berkat bagi semua orang yang membutuhkan," imbuhnya.
 
 
Nutrisi dan Asuhan
 
Untuk menghindari adanya kasus kelahiran dengan sumbing bibir, Spesialis Bedah Plastik Dr Rofiq menyatakan perlunya untuk menjaga nutrisi dari asupan para ibu hamil.
 
"Kegiatan serupa seperti aksi sosial ini memang akan kita manfaatkan secara luas untuk membantu masyarakat. Tapi kami juga akan mendorong tindakan preventif melalui puskesmas untuk secara masif mengedukasi masyarakat, terutama ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi. Karena jika kekurangan nutrisi, bukan  hanya potensi stunting yang akan muncul tapi juga potensi sumbing," tandasnya.
 
 
Sedangkan Deasy Larasati selaku Country Manager Smile Train Indonesia menegaskan kehadiran Smile Train untuk memastikan bahwa informasi terkait penanganan sumbing bibir bisa cepat sampai ke pasien dan keluarganya.
 
SidoMuncul melalui produk unggulan minuman kesehatan Kuku Bima Energi memberikan donasi Rp 350 Juta sebagai bantuan biaya operasi dan perawatan 50 anak sumbing bibir dan langit-langit gratis bekerja sama dengan Yayasan Smile Train Indonesia dan RS Panti Wilasa Citarum, Semarang
SidoMuncul melalui produk unggulan minuman kesehatan Kuku Bima Energi memberikan donasi Rp 350 Juta sebagai bantuan biaya operasi dan perawatan 50 anak sumbing bibir dan langit-langit gratis bekerja sama dengan Yayasan Smile Train Indonesia dan RS Panti Wilasa Citarum, Semarang (AG Sofyan )
 
“Kami percaya pada kekuatan sebuah senyuman. Oleh karena itu, bersama para donatur dan stakeholders, kami berupaya untuk memberikan perawatan bibir sumbing bibir dan langit-langit mulut sumbing berkelanjutan yang dapat membawa perubahan hidup bagi anak-anak yang membutuhkan,” ungkap Deasy.
 
 
Melalui moment ini, lanjut Deasy, Smile Train Indonesia juga ingin meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai sumbing serta bagaimana memberikan perawatan terbaik untuk mengobatinya.
 
"Saya berterima kasih kepada semua donatur yang telah membantu untuk memberikan perawatan pada pasien sumbing bibir, termasuk SidoMuncul, yang saat ini sudah melebihi 120 pasien yang telah mendapatkan senyuman," tuturnya.
 
 
Literasi dan Edukasi
 
Tapi tak hanya sampai disana, kata Deasy, tantangan sebenarnya adalah bagaimana terus menyebarkan pengetahuan tentang sumbing bibir dan dari mana bisa mendapatkan layanan perawatan untuk keluhan sumbing bibir ini.
 
"Misalnya pada kasus anak sumbing bibir yang hingga berumur 10 tahun belum bersekolah. Karena adanya kekurangan tersebut. Padahal operasi itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Dan sudah dapat dilakukan sejak anak berumur tiga bulan. Bayangkan, selama 10 tahun itu, anak tidak bersekolah, keterlambatan, dikucilkan, dibully. Disini lah tantangannya, ketidaktahuan," bebernya.
 
 
Ia menyatakan untuk mencapai target penyelesaian kasus sumbing bibir di Indonesia, kunci pertama itu adalah kepedulian orang tua dan keluarga terdekat.
 
"Orang tua dan keluarga terdekat harus menerima bahwa ada kekurangan fisik pada anak dan memastikan mereka bisa menerima informasi terkait upaya mengatasi kekurangan tersebut," jelasnya.
 
Kunci kedua adalah bagaimana informasi layanan perawatan ini bisa tersampaikan kepada masyarakat.
 
 
"Yang berikutnya adalah memastikan tindakan layanan ini bisa dilakukan oleh setiap rumah sakit. Baik pimpinan rumah sakit, tim dokter hingga seluruh staf rumah sakit. Sehingga setiap pasien bisa tertangani dengan baik," tuturnya lagi.
 
Deasy mengajak semua masyarakat untuk mengubah pola pikir dalam menghadapi kasus  sumbing bibir.
 
"Mari kita berubah, mulai dari hal kecil. Karena senyuman itu bisa memberikan kebahagian untuk semua, mari kita wujudkan senyuman bersama," pungkasnya.
 
 
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Dr. Abdul Hakam mengharapkan bahwa dengan adanya berbagai rangkaian kegiatan yang sangat bermanfaat ini, setiap masyarakat dapat memahami bahwa sumbing bibir itu tidak dapat diabaikan.
 
"Harapannya dengan keterlibatan banyak pihak dalam perawatan, penanganan, dan sosialisasi sumbing bibir dapat menimbulkan kesadaran masyarakat terkait  sumbing bibir. Dan memastikan bahwa setiap langkah yang dilakukan dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia," tandas Abdul Hakam. ***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat