unescoworldheritagesites.com

Bencana Cuaca Ekstrem, Menko PMK Perintahkan Penanganan Harus Cepat dan Tepat - News

Menko PMK Muhadjir Effendy pimpin RTM Bencana Cuaca Ekstrem.

 
 
: Bencana cuaca ekstrem terus terjadi, dua hari belakangan jalur lintas selatan Jawa  Timur hingga Bali mengalami banjir besar dan longsor, yang menimbulkan banyak kerugian. 
 
Diperkirakan kondisi bencana cuaca ekstrem atau ekstrem  hidrometrologi ini, masih akan berlangsung di hari-hari mendatang.  
 
Merespon kondisi bencana cuaca ekstrem tersebut, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, pemenuhan data lapangan yang tepat dan cepat sangat diperlukan. Untuk meminimalisasi risiko bencana yang terjadi di Indonesia. 
 
 
Sebagai penentu pengambilan keputusan terhadap langkah mitigasi bencana, data lapangan tanggap bencana harus terus di-update. Selain itu, koordinasi lintas sektor juga harus berjalan dengan baik. 

Hal itu dikemukakan, Menko PMK saat memimpin Rapat Tingkat Menteri (RTM) Penanggulangan Bencana di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (18/10/2022). 
 
“Semakin cepat kita dapat data lapangan yang real dan clear, kita akan semakin cepat mengambil keputusan dan akan mampu meminimalisir risiko bencana,” tuturnya. 
 
 
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, lanjut Menko PMK, bencana yang terjadi harus dapat diatasi dengan baik dan jangan sampai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Mengingat saat ini Indonesia sedang dalam proses melawan krisis ekonomi global. 
 
Hal-hal yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pokok dan kelancaran transportasi, untuk menyuplai bahan perdagangan diharapkan tidak terganggu. 
 
“Bencana tahun ini spektrumnya jadi sangat luas, karena berimpitan dengan masalah ekonomi global yang sangat tinggi. Mohon koordinasi di lapangan diperkuat, sehingga melibatkan semua pihak yang terdampak. Jangan sampai kita gagal fokus dalam penanganan bencana ini, sehingga menimbulkan efek yang tidak kita harapkan,” ungkapnya.
 
 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 227 bencana alam telah terjadi di Indonesia dalam dua minggu terakhir sejak awal Oktober 2022. Semua kejadian bencana dikategorikan sebagai bencana hidrometeorologi basah.
 
Dalam kurun waktu 3 - 16 Oktober 2022, banjir menjadi kejadian bencana yang paling banyak terjadi dalam periode ini. Disusul tanah longsor dan cuaca ekstrem. 
 
Bencana alam tersebut menyebabkan 23 jiwa meninggal dunia, 1 jiwa hilang, dan 19 jiwa luka-luka/sakit. Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengimbau, agar pemerintah provinsi maupun daerah berkoordinasi dan tidak sungkan menetapkan status tanggap darurat jika terjadi bencana. 
 
 
"Selain itu masyarakat juga diminta untuk terus waspada. Bagi daerah yang terjadi bencana alam, jangan ragu menetapkan status tanggap darurat. Jangan gengsi, seolah-olah karena tidak mampu, padahal itu tidak ada kaitannya karena bencana tidak bisa dihindari. Kita harus meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan,” papar Letjen TNI Suharyanto.
 
Adapun hasil analisis dinamika atmosfer terkini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin, serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
 
BMKG mengatakan, peningkatan potensi cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terus terjadi hingga akhir tahun. Terutama, pada dasarian I dan dasarian II November 2022. Data tersebut tertera dalam analisis dan prediksi El Niño-Southern Oscillation (ENSO). ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat