unescoworldheritagesites.com

Kementan Targetkan Bali Bebas dari Rabies dan Jembrana - News

JAKARTA: Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sangat konsen mendukung upaya Provinsi Bali untuk menjaga status kesehatan hewan di wilayah tersebut, agar wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali merasa aman dan nyaman. Hal tersebut disampaikan oleh I Ketut Diarmita saat kunjungan kerjanya ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar akhir pekan lalu.

"Pembebasan penyakit Rabies dan Penyakit Jembrana di Pulau Bali ini menjadi target dan prioritas utama kami," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita, melalui keterangan tertulis Rabu (26/12/2018).

I Ketut mengatakan Bali merupakan pulau kecil, sehingga dia yakin impian Bali bebas Rabies akan dapat terwujud.. Untuk itu, dia minta BBVet Denpasar membuat target kinerja dengan pembiayaan yang terstruktur pada tahun 2019. Jika Bali bebas dari Rabies, maka akan meningkatkan keamanan bagi wisatawan yang datang ke Bali," katanya.

Selain itu, I Ketut juga menekankan bahwa Pulau Bali merupakan sumber plasma nutfah, yakni sapi Bali. Dia berharap pembebasan Pulau Bali dari penyakit jembrana pada sapi Bali dapat segera terwujud agar peternak dapat menjual sapi Bali ke seluruh peternak Indonesia. 

"Ini tentunya akan menjadi sumber peningkatan pendapatan untuk masyarakat Bali," ucapnya sambil berharap ada investor yang tertarik untuk membranding sapi Bali agar mampu bersaing dengan sapi impor. Apalagi di Bali juga sudah ada fasilitas Rumah Potong Hewan bertaraf internasional yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi daging sapi atau yang dikenal dengan Bali Beef, sehingga ada nilai tambah bagi peternak. 

"Kita berharap, peternak tidak hanya menjual dalam bentuk sapi hidup, tapi dalam bentuk daging sapi, ini akan berdampak dalam peningkatan tenaga kerja di Bali," ungkapnya.

Untuk mencapai target tersebut, Ketut Diarmita menginstruksikan BBVet (Balai Besar Veteriner) Denpasar terus meningkatkan pelayanan kerjanya kepada masyarakat, khususnya dalam pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan di wilayah kerjanya.

"Jika ini berhasil, maka ini menjadi capaian luar biasa yang membanggakan bagi kita semua," ujarnya.

BBVet Denpasar merupakan salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PKH Kementan yang telah berhasil meraih penghargaan zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menpan RB, Syafruddin kepada Kepala BBVet Denpasar I Masa Tenaya di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Senin (10/12/18).

Untuk itu, dalam upaya mengakselerasi  pencapaian  prestasi tersebut, Kepala Balai Besar Veteriner, I Wayan Masa Tenaya terus berupaya untuk meningkatkan inovasi dalam memberikan pelayanan publik. Ia jelaskan bahwa BBVet Denpasar secara tugas dan fungsinya  yaitu memberikan pelayanan publik yang diberikan yakni diagnosa penyakit hewan, pengawasan (surveilans), monitoring, investigasi dan pelayanan jasa pengujian laboratorium.

“’Wilayah pelayanan BBVet Denpasar meliputi Bali, NTB dan NTT dan sebagai laboratorium rujukan nasional penyakit ngorok (SE) dan Jembrana pada sapi", terangnya.

Ia menyadari bahwa kinerja UPT-nya secara langsung berdampak terhadap keamanan pariwisata di Bali, terutama terkait dengan status kesehatan hewan di wilayah tersebut. Saat ini BBVet telah berhasil membebaskan penyakit Brucellosis dan Rabies di NTB, serta Brucellosis di NTT dan pengendalian penyakit  Avian Influenza. 

Untuk penyakit Jembrana, lebih dari 5 tahun ini tidak ditemui kasus di Bali. I Masa mengaku telah memeriksa 55 ribu sample pada tahun ini dalam pembebasan penyakit Jembrana. Dari 55 ribu sample tersebut hanya 13 yang positif PCR  "Ini sangat kecil angkanya, dan telah kita culling, artinya penyakit Jembrana ini sudah tidak ada masalah secara klinis, kita akan melangkah pada tahap selanjutnya untuk mendapatkan pengakuan dari lembaga internasional", ungkap Masa Tenaya.

"Untuk pembebasan penyakit Rabies dan Jembrana di Bali, kami sudah bertekad untuk terus bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dalam mewujudkannya", pungkasnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat