unescoworldheritagesites.com

Potensi Ethnowellness Nusantara Sangat Besar tapi Belum Tergarap - News

Penyerahan penghargaan kepada Koes Moertiyah sebagai tokoh pelestarian  ETNA Jawa Tengah diserahkan oleh Tanri Abeng (Endang Kusumastuti)

:  Potensi Ethnowellness Nusantara (ETNA) yang dimiliki Indonesia sangat besar. ETNA yang merupakan perpaduan yang menarik antara budaya, kesehatan, dan warisan leluhur tersebut bisa menjadi destinasi wisata kesehatan tradisional.

"Hari ini khusus membahas terkait wellness tourism (wisata kebugaran), industri pariwisata yang berbasis wellness, dikaitkan dengan keberadaan keraton-keraton yang jumlahnya 56 di Nusantara," jelas Chairman Board of ETNA, Tanri Abeng, usai Talkshow Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2023 di Keraton Surakarta Hadiningrat, Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2023).

Menurut Tanri, ekonomi di wellness tourism sangat besar sekali. Karena di dalamnya tidak hanya kesehatan fisik saja tetapi juga mental, spiritual, emosi, dan sosial.

Baca Juga: Apresiasi Pemerintah dan Erick Thohir Soal Renovasi GBT, Bonek Berkomitmen Sukseskan Piala Dunia U-17

"Itu semua  kearifan yang ada di keraton. Jadi nyambung antara wellness tourism dengan keberadaan keraton. Ketika bisa dipromosikan maka kami promosikan ke dunia, sehingga turis datang ke Indonesia karena ada wellness di situ," jelasnya lagi.

Tanri juga menyebut ada banyak peluang menggunakan bahan tradisional untuk kesehatan. Bahkan sudah banyak dokter yang mengembangkannya tetapi sayangnya belum punya konsep mengenai pemasaran. 

"Tapi kalau mau memasarkan kita benahi dulu produknya, destinasinya apa. Kita fokus ke keraton. Baru kita promosikan, banyak obyek wisata di daerah Solo. Tapi kita tertinggal dari Malaysia, Thailand, Singapura, padahal potensi kita jauh lebih besar," katanya.

Baca Juga: Lewat Program Inclusive Job Center, BPJS Ketenagakerjaan Juanda Bantu Penyandang Disabilitas Dapat Pekerjaan

Ketua Panitia IWTIF 2023, Jajang Gunawijaya menambahkan, agar wellness tourism bisa bersaing maka harus memenuhi sejumlah syarat seperti kualitas, sumber daya harus disertifikasi,  promosi, serta yang  terpenting itu adalah ada trademarknya.

"Kita punya ETNA.itu akan kita perjuangkan dan jangan lupa modal juga penting," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Harian Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) KPH, Eddy Wirabhumi, pada kesempatan yang sama mengatakan dari data yang ada dari seluruh dunia ada ribuan triliun yang beredar di wellness tourism tetapi Indonesia  baru 0,5%. 

Baca Juga: Water Bombing Bantuan BNPB Coba Padamkan Kebakaran di TPA Putri Cempo Solo

"Untuk menuju ke sana itu Yang pertama apa harus dimulai tapi mulai juga dengan rencana yang holistik, harus komprehensif ," katanya.

Putri Paku Buwono XII Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau GKR Koes Mortiyah (Gusti Moeng) mengatakan, di Keraton Surakarta, potensi wellness sangat besar tetapi belum terealisasi dengan baik.

"Ke depan keraton sebetulnya potensi kalau diopeni dan diangkat kearifan lokal. Sebelum Republik ini kita sudah ada. Sudah melakukan dan menyajikan apa yang dibutuhkan," pungkasnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat