: Perasaan senang dan sedih dirasakan Doaa Jameel Alramlawi dan Hussein Mahmoud Hussein Abutabaq, dua dari tiga mahasiswa asal Gaza, Palestina yang sedang menempuh kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah.
Mereka senang karena mendapat bantuan untuk bisa melanjutkan kuliah dari UNS yang diberikan langsung Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho, Kamis (23/11/2023). Tapi mereka juga sedih karena sudah seminggu ini tidak bisa menghubungi keluarga mereka di Gaza. Bahkan juga harus kehilangan sejumlah kerabat akibat serangan bom dari Israel.
"Alhamdulillah senang dapat bantuan dari UNS jadi bisa lanjut kuliah. Tapi sejak hampir satu minggu ini sayangnya tidak bisa menghubungi keluarga. Tidak bisa menghubungi adik saya dan ibu saya," jelas Hussein Mahmoud Hussein Abutabaq.
Tak hanya itu, dirinya juga mendapat kabar jika pamannya meninggal akibat serangan Israel. Rumah pamannya juga hancur dan sebelumnya tiga orang sepupunya telah meninggal karena bom.
"Ada satu sepupu perempuan saya juga harus dipotong kakinya karena serangan zionis Israel," kata mahasiswa S2 Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) itu.
Hussein mengaku sejak dua minggu lalu dirinya tidak bisa menelepon keluarganya. Komunikasi hanya bisa dilakukan melalui SMS dan WA, satu minggu lalu.
Kondisi yang menimpa keluarganya di Gaza itu, diakuinya sangat mengganggu konsentrasinya dalam belajar. Tidak bisa fokus saat belajar.
"Keluarga saya sudah mengungsi karena rumah tidak aman. Mengungsi di sekolah milik PBB, tapi di sana juga tidak aman. Mereka masih di Gaza utara belum keluar dari Gaza," jelas Hussein yang sudah berada di Indonesia sejak 2015 lalu itu.
Dengan kondisi saat ini, dirinya mengaku belum bisa pulang kembali ke Gaza. Karena jika bisa masuk ke Gaza maka akam sulit kembali ke Solo untuk melanjutkan kuliah.
Hal senada juga diungkapkan Doaa Jameel Alramlawi, mahasiswi S2 Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Doaa mengaku sejak seminggu ini tidak bisa menghubungi ayahnya.
"Banyak keluarga saya terbunuh, saya tidak bisa berkomunikasi dengan ayah saya sejak seminggu ini. Ada sejumlah kerabat bisa dihubungi tapi 3 sampai 5 hari baru bisa," kata Doaa.