: Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono optimistis perekonomian Jakarta akan terus bertumbuh pada tahun 2024.
"Perekonomian Jakarta akan terus bertumbuh hingga akhir 2024 serta angka inflasi yang terus terkendali," ujar Heru Budi Hartono, usai menghadiri Opening Ceremony Jakarta Kreatif Festival (JaKreatiFest) dan Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024).
Heru memaparkan, pihaknya telah memiliki agenda kegiatan bertaraf internasional yakni Jakarta Internasional Marathon dalam menyambut perayaan HUT ke-497 Kota Jakarta yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jakarta.
Baca Juga: Sebagai Kolaborator Pertumbuhan Ekonomi Jakarta, Bank DKI Hadir di FEKDI
JaKreatiFest dan FJGS 2024 Diharapkan Perkuat Perekonomian Menuju Kota Global.
"Termasuk kegiatan-kegiatan yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta agar angka perekonomian Jakarta terus naik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jakarta, Arlyana Abubakar menuturkan, perekonomian Jakarta masih tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Presiden Jokowi Opimis Ekonomi Jakarta Terus Tumbuh
"Ini tercermin dari ekonomi Jakarta pada triwulan I tahun 2024 tetap tumbuh sekitar 2,78. Kemudian angka inflasi masih terjaga sebesar 2,08 pada Mei 2024," tuturnya.
Ia mengungkapkan, Jakarta saat ini siap menuju kota global yang menjadi pusat perdagangan, menyediakan jasa layanan keuangan serta bisnis nasional dan global.
"Ini juga sejalan dengan impelementasi UU Daerah Khusus Jakarta," ungkapnya.
Ditambahkan Arlyana, Jakarta menjadi kota global membutuhkan ekosistem andal, termasuk digitalisasi.
Baca Juga: Selamat Dari Jurang Resesi, Ekonomi Jakarta Tumbuh Melesat 10,91 Persen
"Adapun digitalisasi pembayaran di Jakarta yang direfleksikan dari indeks elektralisasi transaksi pemerintah daerah saat ini sudah mencapai 98,3 persen," tuturnya menambahkan.
Kondisi ini, lanjut Arlyana, sejalan dengan rasio pemanfaatan QRIS terhadap pendapatan asli daerah yang mencapai 0,51 persen. Lalu penggunaan kanal penerimaan digital pemda yang meningkat menjadi 38 persen dari total pajak dan retrebusi.
"Serta hingga April 2024, penggunaan QRIS di Jakarta sudah mencapai 5,78 juta. Dan dari sisi volume transaksi QRIS di Jakarta mencapai 462,52 juta sepanjang tahun 2024," ucapnya lagi.***