: Belakangan ini masyarakat Kota Sorong Papua Barat Daya dibikin takut karena kasus begal, pemerkosaan dan pembunuhan maningkat di sini.
Warga para pelaku kejahatan itu tidak punya rasa kasihan dengan anak kecil atau orang tua perempuan sekalipun.
Pokoknya kalau ada kesempatan di jalan raya pun orang dibegal dan korbannya bahkan dilukai.
Baca Juga: SKK Migas – KKKS Petrogas (Basin) Ltd. Dukung Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Lingkungan di Sekolah Dasar Kabupaten Sorong
Begitu pun di dalam rumah wanita yang sudah uzur pun diperkosa, dianiaya lalu uangnya dikuras habis.
Politisi Indonesia Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Golkar Robert Joppy Kardinal menyayangkan penyelesaikan kasus kriminal di Sorong.
Pasalnya penyelesaian kasus kriminal di Sorong sepenuhnya diserahkan kepada Polisi.
Padahal tugas Pemda menyelesaikan masalah kriminal di masyarakat Sorong langsung dari akarnya, itu besar sekali.
Pemerintah Daerah dengan dana Otsus yang begitu besar seharusnya melibatkan stakeholder lain.
Baca Juga: IKN Kalimantan Timur, Realisasi Keadilan Sosial Tingkatkan asa Geo Politik Indonesia, Jangan Dipolitisasi
Maksudnya, untuk mengikis habis rudapaksa dan eksploitasi anak di Sorong itu mulai dari akarnya.
Anak-anak muda itu butuh hiburan refreshing seperti olah raga atau berbisnis dalam kemasan UMKM dan lainnya, misalnya.
Buktinya, anak-anak muda yang hidup di jalanan itu tak dilibatkan dalam pembangunan daerah saat ini.
Akibatnya, hobi dan kampuan individu mereka tak bisa diekspresikan ke hal-hal positif.
Sebaliknya hobi dan kemampuan individu bidang olah raga yang anak-anak muda itu miliki, direalisasikan untuk kejahatan, misalnya.
Anak-anak yang hidup di jalanan itu banyak punya kemampuan individu bidang olahraga yang bagus.
Baca Juga: Kuatkan Sinergi ‘One’ Pertamina, Kilang Kasim Terima Kunjungan Pertamina Patra Niaga
Misalnya, mereka punya kemampuan di bidang tinju pesepak bola, basket, pemain voli atau lainnya.
Potensi ini tak terealisasi.Karena tak ada motivasi dan dorongan dari Pemerintah Daerah yang sesungguhkan, sedang mengelola dana Otsus triliunan rupiah.
Seharusnya, kata Robert Kardinal, di setiap distrik (kecamatan) itu dibangun lapangan sepak bola, lapangan volly, basket dalam satu areal.
Ide ini jika diakomodir baik melalui dana Otsus yang jumlahnya triliunan rupiah di daerah ini, dipastikan kondisi kamtibmas di Sorong aman terkendali.
"Jika pertumbuhan olah raga utamanya bidang sepak bola baik. Maka pertumbuhan ekonomi kerakyatan juga baik," ujar Kardinal.
Baca Juga: Respon Perubahan Iklim, Kilang Kasim Dorong Ketahanan Pangan melalui Pertanian Berkelanjutan
Terbaru, ada seorang ibu lansia diperkosa lalu dianiaya hingga akhirnya meninggal saat dirawat di rumah sakit Kota Makassar.
"Ini pelakunya anak-anak yang kurang dalam hal pembinaan orang tua hingga mereka tidak terkontrol mental lalu berbuat seperti itu," katanya.
Solusinya, menurut Kardinal, Pemda harus memangkas kenakalan anak-anak muda di Sorong ini mulai dari akar masalah.
Pemda, kan mengelola dana Otonomi khusus (Otsus ) dan dana lainnya.
Perlu menganggarkan dana khusus untuk berantas penyebab kenakalan remaja mulai dari permasalahan utama.
Baca Juga: Benarkah, Perkebunan Kelapa Sawit Tak Bermanfaat Malah Merugikan ?
"Bila perlu Pemda mengeluarkan anggaran untuk penelitian lapangan agar mengetahui apa penyebab dan solusi dari permasalahan kenakalan remaja di Sorong," katanya.
Nah kalau sudah ada hasil penelitiannya, rekomendasi hasil penelitian itu ditindaklanjuti Pemda, demikian Robert Kardinal.
Pihak Dinas Olah Raga Kota Sorong ketika dihubungi, beberapa pejabat yang tak ingin namanya dimediakan mengatakan pimpinan mereka tak di tempat.
"Tanyakan saja di kepala dinas kami. Beliau sedang tidak di tempat," kata seorang pegawai dinas ini yang tak ingin namanya disebut, Jumat (7/6/2024). ***