unescoworldheritagesites.com

Untuk Sosialisasikan Hasil Capaian IKU, BKKBN Gelar Webinar Hasil Perhitungan IKU Tahun 2022 - News

 Sestama BKKBN Drs Tavip Agus Rayanto MSi mewakili Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K).


: Untuk menyosialisasikan hasil capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN selama tahun 2022, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) gelar Webinar Hasil Penghitungan Indikator Kinerja Utama (IKU), secara hybrid pada Senin (14/8/2023).
 
Sestama BKKBN Drs Tavip Agus Rayanto MSi saat menyampaikan sambutan Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) menyatakan, BKKBN selama ini terus berusaha memberikan kinerja terbaik kepada masyarakat terkait Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.
 
Hasilnya, lanjut dia, dihitung melalui pengukuran IKU  BKKBN setiap tahun. IKU BKKBN terdiri dari Sembilan (9) indikator, termasuk di antaranya TFR dan ASFR umur 15-19 tahun, unmet need serta Indeks Pembangunan Keluarga atau iBangga.
 
 
Tahun 2022 capaian IKU dihitung dengan menggunakan sumber data dari hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK) 2021, yang dilaksanakan di tahun 2022. 
 
Pada tahun 2023,BKKBN sedang melaksanakan pemutahiran Pendataan Keluarga. Di mana kegiatan pengumpulan data sudah selesai dilaksanakan di akhir  Juli.
 
Pendataan Keluarga adalah pendataan lengkap keluarga Indonesia yang dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Pendataan Keluarga 2021 berhasil mengumpulkan data dan informasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) dari 67.457.760 keluarga. 
 
 
Pengukuran dan perhitungan hasil Indikator Kinerja Utama Program Bangga Kencana dilakukan baik, untuk agregasi tingkat nasional dan provinsi.
 
Salah satu yang dapat disampaikan dari  hasil capaian IKU BKKBN Tahun 2022 adalah Total Fertility Rate (TFR), yaitu tercapai 2,14 dari target 2,21 dengan persentase capaian terhadap target adalah 103,3 persen (Hasil Perhitungan IKU BKKBN 2022). 
 
Capaian itu menunjukkan upaya yang dilakukan pemerintah selama ini terkait pengendalian jumlah penduduk, khususnya pengendalian kelahiran secara nasional 'on the track', menuju target ideal 2,1 anak per wanita diharapkan dapat tercapai pada tahun 2024.
 
 
"Sekali lagi saya sampaikan bahwa laporan ini memberikan gambaran kinerja BKKBN pada kurun waktu tahun 2022.  Karena itu, saya berharap kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia," ucap Tavip mewakili  Hasto.
 
Kepala BKKBN berharap, hasil yang telah dicapai bisa menjadi dasar dan kontribusi dalam perencanaan pembangunan. Baik jangka pendek maupun jangka panjang selanjutnya. 
 
"Semoga pertemuan kita hari ini dapat menjadi awal dari proses pembangunan kependudukan menuju Indonesia Emas 2045," tuturnya.
 
 
Salah satu aspek yang penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM). Di mana pembangunan berwawasan kependudukan menempatkan penduduk tidak hanya sebagai obyek pembangunan saja. Namun, juga sebagai subyek pembangunan. 
 
Sebagai obyek pembangunan berarti penduduk tersebut perlu dikendalikan jumlahnya dan sebagai subyek pembangunan berarti penduduk tersebut perlu ditingkatkan kualitasnya.***
 
 
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat