unescoworldheritagesites.com

Jantung  Pemicu Ajal Yang Terabaikan - News

Jantung Ilustrasi Kementerian Kesehatan RI (Humas Kemenkes RI)



: Para ahli jantung bukan tidak  mengedukasi masyarakat terkait bahaya penyakit yang muncul di jantung manusia akibat kesalahan sendiri. Bahkan menurut ahli banyak kebiasaan manusia yang berakibat fatal.

Akhirnya  jantung bermasalah dan kesembuhan memakan biaya tinggi. Bahkan terkadang sulit menyelamatkan nyawa seseorang karena terlambat mendapat pertolongan medis.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Rio Probo Kaneko, Sp.JP, FIHA mengingatkan masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat untuk menghindari penyakit jantung.

Baca Juga: Masyarakat Jangan Mau Beli SIM Palsu Karena Ujungnya Berurusan Dengan Polisi

"Pola hidup sehat perlu dilakukan secara rutin untuk menghindari penyakit jantung," katanya, melalui siaran persnya, Minggu (6/2/2022).

Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu mengatakan pola hidup sehat yang dimaksud adalah tidak merokok dan melakukan kegiatan olahraga secara rutin minimal 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit.

Selain itu, menghindari obesitas, menghindari makanan tinggi kolesterol dan garam, meningkatkan makanan tinggi serat serta mengelola kondisi stres dan emosional.

Baca Juga: Kehadiran BRIlink Bantu Warga Kabupaten Sorong Terutama Mahasiswa

Masyarakat, katanya, juga perlu melakukan pemeriksaan sesegera mungkin ke dokter atau fasilitas kesehatan jika mengalami gejala-gejala penyakit jantung.

"Misalkan gejala seperti nyeri dada, sesak nafas, bengkak pada kedua kaki, detak jantung berdetak tidak normal dan lain sebagainya," katanya.

Dia menambahkan bahwa faktor risiko dalam penyakit jantung terbagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah seperti usia, kelainan genetik atau bawaan dan jenis kelamin.

Baca Juga: BRI Unit Aimas Dorong UMKM Kaum Perempuan Kembangkan Usaha Rumah Makan

Sementara itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain tekanan darah darah tinggi atau hipertensi, kadar kolesterol tinggi atau dislipidemia, penyakit diabetes, obesitas, merokok, jarang olahraga secara rutin, serta kondisi stres dan emosional.

"Karena itu penting bagi tiap individu untuk memulai gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti yang tadi sudah dikatakan yakni hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi atau dislipidemia, merokok, obesitas dan jarang berolahraga," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa penyakit jantung secara epidemiologi biasanya sering terjadi pada pria usia di atas 45 tahun, wanita usia di atas 55 tahun atau pascamenopouse.

Baca Juga: BRI Cetak Laba Rp32,22 Triliun Langsung Terobos Perbatasan RI - PNG Rehab SDN Mosso

"Bila ada kelainan genetik atau bawaan, maka dapat terjadi pada usia lebih muda," katanya.

Dia menambahkan menjaga kesehatan jantung sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti serangan jantung dan henti jantung.

Serangan jantung, kata dia, adalah kondisi ketika terhentinya aliran darah yang mengandung oksigen pada pembuluh darah koroner jantung akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah koroner.

Hal tersebut akan menyebabkan kerusakan otot jantung karena otot jantung tidak mendapatkan aliran oksigen yang mencukupi.

Baca Juga: Inflasi  Kota Sorong Januari 2022 Tercatat  0.99 Persen

Sementara henti jantung adalah kondisi di mana jantung berhenti berdetak dan memompa darah ke seluruh tubuh.

"Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa kondisi penyakit jantung seperti gangguan irama listrik jantung atau aritmia, penyakit jantung koroner, gagal jantung dan lain sebagainya," katanya.

Kebiasaan masyarakat yang mengabaikan kesehatan ditinggalkan sesegera mungkin.

Pasalnya, begitu jantung bermasalah. Maka bagian tubuh lain pun dipastikan tak berjalan seperti biasanya lagi. ***

Sumber: Ahli Jantung dr. Margono



Terkini Lainnya

Tautan Sahabat