unescoworldheritagesites.com

Pertemuan TIIWG G20 Sesi Pertama Dengarkan Paparan Situasi Perekonomian Dunia Saat Ini  - News

Pertemuan TIIWG Presidensi G20 yang dilangsungkan di Kota Solo dihadiri 41 delegasi anggota G20 (Humas Pemkot Solo)

 

: Pertemuan TIIWG (Trade, Invesment and Industry Working Group) Presidensi G20 di Kota Solo, Jawa Tengah  yang dihadiri 41 delegasi negara anggota G20, pada sesi pertama, Rabu (30/3/2022), mendengarkan pemaparan mengenai situasi perekonomian dunia saat ini. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bersama dengan UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) bersama-sama dibantu oleh Bank Dunia, OBCD, IMF memaparkan kondisi perekonomian saat ini.

"Secara umum sudah memperlihatkan tanda-tanda  pemulihan ekonomi global atau global economy recovery, its happening right now. Meskipun pemulihannya tidak berjalan secara merata seluruh dunia," jelas Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, kepada wartawan di Hotel Alila Solo, tempat berlangsungnya TIIWG G20.

Lebih lanjut Djatmiko mengatakan, di seluruh kawasan ekonomi dunia, ada yang pemulihannya relatif cepat tapi ada yang moderat. Ada juga negara berkembang yang posisi pertumbuhan ekonominya tidak cukup  cepat dibanding sebelum masa pandemi.

"Ini yang menjadi catatan kita semua dan negara-negara anggota G20, delegasi yang hadir hampir semua menyampaikan pandangan dan harapan ke depan. Nanti G20 bisa memberikan satu dorongan secara bersama-sama untuk pemulihan secara kolaboratif baik di bidang perdagangan, investasi, maupun industri," jelasnya lagi.

Baca Juga: Benda Mencurigakan ditemukan Di Dekat Balai Kota Solo, Kapolresta Tegaskan Bukan Benda Berbahaya

Dalam pertemuan sesi pertama tersebut, dirinya sebagai chairman TIIWG G20 memaparkan agenda prioritas yang akan diusung dalam TIIWG G20 di Solo. Sebagian besar delegasi mendukung agenda yang diusung dalam Presidensi G20 tersebut.

Misi Indonesia dalam TIIWG G20 tersebut adalah ingin mengajak semua negara yang hadir mengambil satu kerjasama menyikapi dinamika dan persoalan yang dihadapi saat ini. Mulai dari isu kesehatan, digitaliasai, transisi energi.

"Makanya di working group tersebut kami menghadirkan enam agenda dan semua negara mendukung apa yang kita angkat di sini karena relevan dengan persoalan saat ini," katanya.

Diantaranya dari persoalan sistem perdagangan bilateral bagaimana merespon kebutuhan di bidang kesehatan, bagaimana memastikan kesetaraan akses vaksin, obat-obatan, barang-barang esensial dan tidak hanya saat pandemi tapi sebagai upaya menyikapi bagaimana di masa mendatang muncul kondisi seperti ini.

Sedangkan di bidang industri bagaimana mendorong penguatan ekosistem di sektor industri melalui adopsi teknologi 4.0 supaya industri lebih memliki daya tahan dan berkelanjutan.

Baca Juga: Kementan Gelar Pelatihan Sejuta Petani Dan Penyuluh Untuk Antisipasi Perubahanhan Iklim

"Di sektor investasi juga mendorong investasi berkelanjutan dan sifatnya investasi hijau, sehingga ke depan tidak hanya memberikan kemanfaatan ekonomi tapi juga isu-isu lingkungan sosial dan sebagainya," katanya lagi.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses industri Internasional Kementerian Perndustrian, Eko SA Cahyanto menambahkan pembahasan sektor industri saat ini belum akan dibahas. Pembahasan sektor industri baru akan dibahas, Kamis (31/3/2022) besok.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat