unescoworldheritagesites.com

Waspada 13 Bencana Mengintai NTB, Perlu Mitigasi Bencana - News

Angin puting beliung yang merusak rumah warga, termasuk salah satu dari 13 bencana yang mengancam NTB.  ((Suara Karya/Istimewa))

 

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)  berdasaraskan kajian kebencanaan memiliki 13 jenis bencana sehingga perlu dilakukan mitigasi kebencanaan.

“Dari hasil kajian NTB memiliki 13 jenis kebencanaan dan perlu diadakan mitigasi. Kita tidak boleh lengah, harus siap siaga, ketua Korwil harus siap. Selain itu kita perlu banyak berdoa agar terhindar dari bencana,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Sahdan, MT pada pengukuhkan lembaga kemanusiaan Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) Korwil NTB di Asrama Haji Lombok, Minggu (9/10).

Sahdan atas nama Gubernur NTB akan melibatkan UAR jika ada pelatihan-pelatihan terkait kebencanaan. UAR diharapkan dapat bekerja dan berkolaborasi dan berharap NTB akan tetap aman dari bencana. Selain itu anggota UAR harus memiliki militansi dan terlatih. Karena itu UAR akan dilibatkan dalam pelatihan-pelatihan.

Baca Juga: Ini Langkah Gubernur Anies Atasi Bencana Banjir dalam 5 Tahun Terakhir

Kepala Seksi Sumber Daya SAR Mataram, Ida Bagus Surya Wiryawan menekankan, kepada para peserta pengukuhan agar menjadikan budaya keselamatan dan pengetahuan tentang pencarian dan pertolongan menjadi bagian dari budaya hidup.

Baca Juga: BMKG Ajak Semua Komponen Masyarakat Jaga Kelestarian Alam untuk Hindari Bencana Alam

“Pencarian dan pertolongan menjadi bagian dai budaya hidup di lingkungan kita masing-masing sehingga menjadi bangsa yang kuat dan siap menghadpai apapun jenis kecelakaan yang mungin terjadi,” ujarnya.

Kakan  SAR Mataram juga mengharapkan kepada pengurus UAR Korwil NTB agar memiliki niat yang ikhlas dalam memberikan pelayanan di bidang pencarian dan pertolongan.

“Kami berharap untuk kita dapat menyatukan niat tulus ikhlas dan dedikasi kita kepada bangsa dan negara untuk memberikan pelayanan jasa di bidang pencarian dan pertolongan kepada masyarakat luas,” tukasnya.

Pembina UAR Pusat Sakuri menyatakan, lembaga kemanusiaan itu bukan untuk mencari uang. Orang yang menjadi relawan itu harus tanpa pamrih, dan tidak mencari uang di lembaga kemanusiaan.

Kecuali itu para para relawan juga harus memiliki fisik yang kuat,dan harus bersinergi dengan berbagai pihak, untuk itu perlu pendidikan kerelawanan.

Untuk diketahui UAR NTB sejak terjadinya musibah gempa Lombok 2018, UAR terus memberikan pelayanan kepada masyarakat hingga masyarakat Lombok meminta kepada pengurus UAR untuk membuka cabang di Lombok.

Dengan dibukanya Korwil NTB ini diharapkan para pengurus mendapatkan pelatihan teknis tentang kebencanaan, sehingga memiliki personel yang tanggap dan peduli terhadap sesama.

Ketua umum UAR Pusat Bustamin menyatakan, kiprah UAR sebenarnya sudah sejak 2004 yang lalu saat tsunami di Aceh. Kepada pengurus Korwil NTB pentingnya kemampuan atau ilmu sebagai seorang rescuer (penyelamat).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat