unescoworldheritagesites.com

Demi Percepatan  Kemajuan BLKK, Ditjen Bina Lavotas Tingkatkan Keterampilan Instruktur  - News

 Ketua bidang Pembangunan H Misran (kiri), instruktu Abdul Rosid SPd (tengah), serta Ketua BLKK Ponpes Syaichona Abdul Aziz Aryadi ST MKom (kanan)

 
 
: Abdul Rosid SPd adalah instruktur di BLKK  Ponpes Syaichona Abdul Aziz, yang sempat mengenyam pelatihan di Balai Besar Pelatihan Vokasi Produktivitas (BBPVP) Semarang, Jawa Tengah. 
 
Abdul Tosid DPd dikirim Direktur  Bina Instruktur dan Tenaga Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi Dan Produktivitas. Guna meningkatkan ketrampilannya saat menjadi instruktur di BLKK  Ponpes Syaichona Abdul Aziz. 
 
Pengiriman Abdul Rosid SPd sejalan dengan program Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi Dan Produktivitas,  yang berupaya meningkatkan hasil pelatihan dan percepatan kemajuan di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK). 
 
 
Usai mengikuti pelatihan di BBPVP  Semarang dan telah bersertifikat, Abdul Rosid pun dengan bekal pelatihan yang diperolehnya, menerapkan ilmunya sebagai instruktur di BLKK  Ponpes Syaichona Abdul Aziz. 
 
"Ya, yang diajarkan di pelatihan, saya terapkan di BLKK Ponpes. yakni, lebih banyak praktik ketimbang teori," jelas dia, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (20/12/2022). 
 
Dia menyebut, baru satu paket pelatihan yang berlangsung di BLKK Syaichona Abdul Aziz. Selepas mengikuti pelatihan, ada yang bekerja, ada juga yang berwirausaha. 
 
 
"Ada yang bekerja di rumah sakit, ada 8 orang menjadi staf IT. Ada juga yang bekerja di AlfaMart sebagai admin,"  ujarnya. 
 
Karena, para pesertanya campur, baik santri maupun masyarakat. Maka, timbul perbedaan budaya menyebabkan mereka berbeda dalam menerima pengajaran. 
 
Tapi, secara keseluruhan para peserta pelatihan, disebutkannya, bisa menerima pengajaran yang diberikan. Setelah selesai, mereka memperoleh sertifikat dari BLKK Ponpes Syaihona Abdul Aziz. 
 
 
Pada kesempatan ini, Ketua BLKK Ponpes Syaichona Abdul Aziz Aryadi ST MKom, yang ikut mendampingi menyatakan terimakasihnya pada Kemnaker, atas bantuan yang diterima untuk menyeleggarakan BLKK ini. "Sangat membantu," ucapnya. 
 
Pelatihan pertama, ujarnya, awalnya dibuka untuk 17 orang, namun yang mendaftar mencapai 21 orang. Alhasil, fasilitas komputer pun tidak mencukupi, akhirnya sisa kekurangannya  menggunakan laptop. 
 
Dia menyebutkan, hasil pelatihan sangat luar, dan sebagian peserta  ada yang berwirausaha membuat undangan, kartu nama, bahkan kaos sablonan. Dari hasil desain, mereka yang berwirsusaha mulai masuk ke UMKM. 
 
 
Saat ini, BLKK yang dipimpinnya telahl melaksanakan MoU dengan Pemkot Banjarmasin. Selain pula, sudah menjalin hubungan bisnis dengan perguruan tinggi komputer. "Jadi, mahasiswa bisa turut belajar di BLKK, karena peralatanmya lebih lengkap," ujarnya. 
 
Dia berharap, ke depan ada penambahan bantuan fasitas, agar para peserta pelatihan bisa terus mengembangkan semua hasil pelatihannya. "Karena, teknologi itu kan maju terus, kalau kita nggak mengikuti bisa ketinggalan," kata Aryadi. 
 
Jadi, fasilitas untuk pengembangan dari pelatihan itu sendiri perlu. Seperti mesin cetak, mesin sablon, laminating, karena hasil desain grafis para peserta pelatihan sudah bagus-bagus.
 
 
Untuk peserta pelatihan tahap ini dibatasi dari masyaralat hamya 40 persen. Sedangkan, 60 persennya santri dari pondok. "Memang, kita utamakan pesertanya para santri dari pondok dulu," ujarnya. 
 
Sementara itu, Kepala bidang Pembangunan H  Misran menambahkan, selain menjadi pekerja dan berwirausaha, jebolan BLKK Syaichona Abdul Aziz ini juga bisa mengembangkan  usahanya. 
 
"Seperti ada seorang pedagang velg di kaki lima, warga di sekitar ponpes, yang mengikuti pelatihan di BLKK ini. Sekarang, bisa berjualan lintas pulau," cerita Misran. 
 
 
Anak itu, lanjutnya, sudah berjualan dengan memanfaatkan media sosial, dan pelanggannya sudah ada di Pulau Jawa. "Berjualan secara online," ujarnya.*** 
 
 
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat