unescoworldheritagesites.com

Kecelakaan Kerja, BPJS Ketenagakerjaan Gresik Kunjungi Atlet Cidera di Rumah Sakit - News

Tim BPJS Ketenagakerjaan Gresik dan Gresik Driyorejo saat mengunjungi atlet yang sedang menjalani perawatan

: BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik melakukan kunjungan pada atlet Kejuaraan Qomaruddin Combat Sport Compotition 2024 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Atlet MMA (Mix Martial Art) bernama M Sulthon Syafiq Daniala Romli yang mengalami patah tulang ini merupakan salah satu dari ratusan atlet yang sudah didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan di Cabang Gresik.

Kunjungan dari BPJS Ketenagakerjaan Gresik dan Gresik Driyorejo di RS Fathma Medika Gresik. Yuli Indrayati selaku ibu sang atlet yang menemui mereka, merasa terharu atas perhatian BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Juga: Perluas Perlindungan, BPJS Ketenagakerjaan Gresik Gelar Sosialisasi pada Perusahaan Penyedia Jasa

"Kami bersyukur anak saya telah didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan," ujarnya, Selasa (25/6/2024).

Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan Gresik Bunyamin Najmi, Sulthon Syafiq merupakan salah satu dari 205 atlet yang berlaga di Kejuaraan Qomaruddin Combat Sport Compotition 2024.

"Mereka sudah didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam segmen BPU (Bukan Penerima Upah)," ujarnya.

Baca Juga: Hari Kesatuan Gerak PKK, BPJS Ketenagakerjaan Gresik Serahkan Santunan untuk Pekerja Rentan

Para atlet itu mendapat perlindungan melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

Karena itulah, kata dia, ketika diantara mereka ada yang cidera seperti yag dialami Sulthon, dan harus menjalani perawatan medis, pihaknya langsung mengambil alih risiko tersebut.

Bunyamin memastikan seluruh biaya perawatan medis sampai dinyatakan sembuh, akan ditanggung penuh oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Juga: Peresmian Satgas Stunting, BPJS Ketenagakerjaan Gresik Serahkan Santunan JKM Pekerja Rentan

Pihaknya berharap, apa yang dialami atlet tersebut bisa dijadikan pelajaran bagi para penyelenggara turnamen yang lain. "Apalagi, atlet merupakan profesi yang memiliki risiko tinggi," ujarnya.

Bahkan ketika mereka mengalami risiko meninggal dunia biasa, pihaknya juga memastikan bahwa ahli warisnya berhak atas santunan kematian yang nilainya mencapai Rp42 juta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat